3,2 Juta Popok Dibuang di Sungai Brantas

A. Baehaqi

Reporter

A. Baehaqi

Selasa, 22 September 2020 - 01:40

32-juta-popok-dibuang-di-sungai-brantas

POPOK. Tercatat ada 808.382 bayi yang berusia 0-4 tahun ada di 15 kabupaten/kota yang dilewati Brantas. Bila semuanya menggunakan popok, diperkirakan ada sekitar 3,2 juta popok sekali pakai dikonsumsi setiap harinya.Kartunis: Siti

JATIMNET.COM, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengakui penggunaan popok sekali pakai menimbulkan permasalahan serius bagi pemerintah. Sungai-sungai, seperti Brantas masih seolah menjadi tempat sampah besar membuang diapers. 

“Ini menjadi persoalan serius karena sampah popok mencemari baku air minum karena mengandung bakteri e-coli. Belum lagi, bahan baku popok yang terbuat dari plastik. Plastik itu sulit diuraikan,” ujar Khofifah dalam siaran persnya, Senin 21 September 2020. 

Khofifah menghitung, sedikitnya terdapat 16 juta jiwa atau sekitar 43 persen warga Jatim yang bermukim disepanjang aliran Sungai Brantas. Tercatat ada 808.382 bayi yang berusia 0-4 tahun ada di 15 kabupaten/kota yang dilewati Brantas. Bila semuanya menggunakan popok, diperkirakan ada sekitar 3,2 juta popok sekali pakai dikonsumsi setiap harinya. 

“Akibat sampah popok bayi, air sungai Brantas semakin keruh dan saat musim kemarau terkadang berbau tidak sedap. Hal ini sangat disayangkan terlebih air Sungai Brantas merupakan bahan baku PDAM yang menyalurkan air bagi warga di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo,” imbuhnya.

BACA JUGA: Tumpukan Sampah Popok Bekas Masih Hiasi Sungai di Mojokerto

Mantan menteri sosial itu mengapresiasi organisasi seperti Muslimat NU Surabaya yang mau bergerak mengurangi popok sekali pakai. Salah satunya berkolaborasi bersama Common Seas Indonesia mengatasi sampah popok di Sungai Brantas dengan memperkenalkan popok yang dapat digunakan kembali. 

Common Seas sendiri adalah sebuah organisasi nirlaba asal Bristol, Inggris, yang bekerja untuk mengurangi sampah plastik atau polusi sampah plastik di kawasan perairan dunia

Popok pakai ulang ini diklaim mampu mereduksi jumlah sampah popok yang selama ini mencemari Sungai Brantas. Sebab, popok ini berbahan kain yang dapat digunakan berulang kali, dan memiliki harga yang terjangkau. 

“Ada 3 Kecamatan yang menjadi pilot project penggunaan popok ini. Semoga dalam kurun waktu dua tahun ke depan, program ini mampu mengurangi 1.350.500 popok sekali pakai," bebernya. 

Khofifah mengatakan, penggunaan popok kain ini bisa menghemat pengeluarannya minimal Rp. 5.840.000,- dari kebiasaan untuk membeli popok sekali pakai. Melihat nilai ekonomisnya, ia optimis popok ini mampu diterima masyarakat.

Baca Juga