Kamis, 06 July 2023 03:00 UTC
Tri Wahyudi Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan. Foto: Zuditya Saputra.
JATIMNET.COM, Lamongan - Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan demonstrasi membuat pupuk organik, pupuk tersebut rencananya akan diterapkan untuk pembudidaya ikan di Lamongan.
Demonstrasi itu dilakukannya sebagai bentuk menyikapi jatah pupuk subsidi bagi petani tambak di Lamongan yang sudah dua tahun terakhir ini tidak bisa menerima pupuk bersubsidi dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Hal itu, dikarenakan terbitnya peraturan baru dari kementerian pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022, yang menyebutkan bahwa penyaluran pupuk bersubsidi hanya diperuntukan terbatas.
Pupuk hanya untuk sembilan komoditas yaitu, padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao. Sehingga petani tambak di lamongan kesulitan untuk bisa memupuk tambak mereka.
Baca Juga: Stok Pupuk Subsidi Urea di Kabupaten Probolinggo Tersisa 55,28 Persen dan NPK 67,87 Persen
Sedangkan, penerapannya pembudidaya ikan di Lamongan dalam pembesaran ikan mereka tidak terlalu menggunakan pakan, melainkan mereka lebih cenderung kepada pupuk.
"Pada tahun 2023 ini, sebenarnya kita mengharapkan dari Kementerian KKP untuk pupuk subsidi itu ada kejelasan bagi usaha perikanan. Namun, sampai detik ini jawaban dari KKP saat kita koordinasi masih belum tuntas masalah regulasinya," kata Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan, Tri Wahyudi, Kamis, 6 Juli 2023.
"Jadi untuk pupuk subsidi bagi perikanan tahun ini memang belum ada, dan kita masih menunggu, di tahun depan sudah tuntas atau belum kita juga belum tahu," tambahnya.
Baca Juga: PT Pupuk Indonesia Dukung Aparat Penegak Hukum Tindak Tegas Penyeleweng Pupuk Bersubsidi
Tri Wahyudi menyampaikan, semenjak terbitnya permentan tersebut Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan bekerja sama dengan Universitas Airlangga Surabaya untuk membuat pupuk organik probiotik. Yang mana pupuk tersebut akan digunakan sebagai ganti pupuk dari pabrikan dan digunakan untuk pembudidaya ikan di Lamongan.
"Demonstrasi sudah kita lakukan mulai awal tahun kemarin, dan demonstrasi ini juga membutuhkan waktu cukup lama karena harus melalui beberapa tahapan, mulai penelitian tanahnya, sifat kimia dan biologinya, dan dilanjutkan sekolah lapang. Jadi tidak bisa sekali uji coba langsung selesai, dan itu membutuhkan waktu lebih dari dua tahun," tutur Sekretaris Dinas Perikanan itu.
Ditambahkan Tri Wahyudi, demonstrasi yang dilakukannya di Desa Bambang, Kecamatan Deket, Lamongan itu saat ini masih berjalan. Namun, belum tuntas. "Kini proses demonstrasi pembuatan pupuk tersebut sudah di tingkat sekolah lapang," pungkasnya.