Logo

18 Kecamatan di Kabupaten Mojokerto Siaga Darurat Hingga April

Reporter:,Editor:

Minggu, 05 January 2020 13:37 UTC

18 Kecamatan di Kabupaten Mojokerto Siaga Darurat Hingga April

Ilustrasi: GIlas Audi.

JATIMNET.COM, Mojokerto – BPBD Kabupaten Mojokerto telah melakukan pemetaaan potensi bencana alam sejak turunnya musim hujan pada Desember 2019. Ada tiga potensi bencana di Kabupaten Mojokerto yang meliputi angin puting beliung, banjir, dan tanah longsor di 18 kecamatan.

Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto, Moch Zaini, mengatakan bahwa penetapan lokasi rawan bencana tinggi ini setelah dilakukannya mitigasi tahun 2019 lalu. Kabupaten Mojokerto, lanjut BPBD, ditetapkan kawasan Siaga Darurat sejak akhir Desember 2019 sampai akhir April 2020.

“Sepanjang 26 Desember 2019 hingga 31 April 2020, 18 Kecamatan dinaikkan statusnya menjadi Siaga Darurat,” kata Zaini saat dijumpai di ruang kerjanya, Jumat 3 Januari 2020 lalu.

Berdasarkan data dari BPBD Mojokerto ancaman bencana angin puting beliung meliputi delapan kecamatan, yakni Bangsal, Dawarblandong, Gondang, Kemlagi, Kuterejo, Mojoanyar, Mojosari, dan Pungging.

BACA JUGA: BPBD Kabupaten Mojokerto Minta Waspadai Bencana Alam di Musim Hujan

Sedangkan pemetaan banjir berada di 18 Kecamatan yang meliputi Bangsal, Dawarblandong, Gedeg, Gondang, Jatirejo, Jetis, Kemlagi, Kuterejo, Mojoanyar, Mojosari, Ngoro, Pacet, Trawas, Pungging, Puri, Sooko, dan Trowulan.

Sedangkan kecamatan Gondang, Jatirejo, Pacet, dan Trawas rawan terjadi tanah longsor. Dalam kesempatan tersebut, Zaini menyebutkan lima kecamatan yang sangat rawan dua bencana sekaligus, seperti banjir dan longsor yakni Kecamatan Pacet, Trawas, Ngoro, Gondang, dan Jatirejo.

"Kami meminta semua pihak harus bersiap siaga mulai dari sekarang, BPBD sudah mendirikan posko antisipasi, dan tim reaksi cepat apabila terjadi bencana seperti puting beliung yang menerjang kawasan Mojokerto belakangan ini,” Zaini menerangkan.

Sementara itu, Sungai Sadar yang sudah dinormalisasi tak luput dari pantauan selama status Siaga Darurat ditetapkan. Aliran sungai ini, lanjut Zaini, kerap menimbulkan bencana banjir jika memasuki musim hujan.

BACA JUGA: Puting Beliung Tumbangkan Pohon dan Rusakkan Rumah di Mojokerto

“Aliran Sungai Sadar kerap jadi langganan banjir di enam kecamatan. Maka itu dilakukan normalisasi, dan sekarang dipantau hasilnya,” ungkap Zaini.

Menyikapi status Siaga Darurat tersebut, BPBD menargetkan 55 desa Tangguh Bencana. Sebab keselamatan menghindari bencana adalah warga desa sebelum bantuan datang.

Selain itu, BPBD Kabupaten Mojokerto telah menyediakan aplikasi SIMONA. Aplikasi ini untuk memantau perubahan cuaca maupun kebencanaan yang terjadi di sekitar Kabupaten Mojokerto.

“Kami berharap warga berpartisipasi dengan mengakses informasi perubahan cuaca melalui SIMONA. Warga bisa mengetahui dan mengantisipasi bencana secara dini,” Zaini memungkasi.