Selasa, 28 July 2020 23:00 UTC
KAMPUNG TANGGUH. Salah satu lokasi tempat yang menjadi Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Foto: Dokumen
JATIMNET.COM, Surabaya - Sepuluh kecamatan di Kota Surabaya akan menjadi role model dalam upaya memaksimalkan fungsi dari Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dari akademisi, pakar, serta elemen masyarakat dalam rangka mendukung untuk memutus mata rantai Covid-19.
Kepala BPB dan Linmas Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan, bahwa ada keinginan dan inisiatif dari beberapa elemen masyarakat, akademisi, pakar, dan diinisiasi pula oleh Polrestabes Surabaya dalam upaya memaksimalkan fungsi Kampung Tangguh.
Untuk itu bersama camat, akademisi, pakar kesehatan serta pihak kepolisian seperti Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Jhonny Edison Isir, serta Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Ganis Setyaningrum melakukan diskusi bersama di Kantor Satpol PP Surabaya.
“Kita coba dengan sepuluh kecamatan yang tadi kita undang itu. Diharapkan nanti dilakukan pendampingan di 10 kecamatan ini dan kemudian membuat sebuah konsep bagaimana caranya memutus mata rantai itu berupa pencegahan dan mitigasinya,” kata Irvan, Selasa 28 Juli 2020.
BACA JUGA: Memutus Mata Rantai Covid-19, 1.340 Kampung Tangguh Wani Jogo Surabaya Terbentuk
Irvan menyatakan, saat ini pihaknya bersama akademisi dan pakar sedang mematangkan konsep bagaimana pendampingan yang akan diterapkan di Kampung Tangguh tersebut. Namun, konsep yang diterapkan itu tak jauh dari upaya pencegahan, perlindungan dan mitigasi. “Ini menjadi role model bagi 21 kecamatan yang lain nantinya,” ia menandaskan.
Irvan juga mencontohkan, selama ini para camat bersama tenaga kesehatan di Puskesmas diminta mendata ibu hamil hingga warga yang mempunyai penyakit komorbid. Sebab, di masa pandemi saat ini, orang-orang tersebut sangat rentan tertular oleh virus.
Maka dari itu, pendataan dilakukan agar dapat memberikan pendampingan lebih kepada mereka sebagai upaya melindungi dari Covid-19. “Nanti semua (kecamatan), hanya saja awal ini pendampingan dilakukan di 10 kecamatan sehingga nanti menjadi role modelnya di kecamatan yang lain,” ia menjelaskan.
Di tempat yang sama, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Jhonny Edison Isir menyambut baik dan mendukung penuh rencana penguatan Kampung Tangguh melalui pendampingan yang dilakukan oleh akademisi, pakar dan elemen masyarakat.
BACA JUGA: Masa Transisi, Hadapi New Normal Ini Pesan Risma Untuk Warga Surabaya
Menurutnya, hal ini sebagai upaya pencegahan dan melawan Covid-19 berbasis komunitas. “Kami berkolaborasi dengan semua kawan-kawan termasuk jejaring relawan juga,” kata Kombes Pol Isir.
Rencananya, 10 kecamatan dengan kasus tertinggi di Surabaya akan dilakukan pendampingan untuk memaksimalkan fungsi Kampung Tangguh. Namun, Kombes Pol Isir memastikan bahwa wilayah kecamatan lain tetap menjadi perhatian baginya. Apalagi, wilayah kelurahan yang sudah berstatus zona hijau itu jangan sampai ada kasus lagi.
“Jadi prioritas utama yang dia penyebarannya tinggi ada 10 kecamatan. Tapi ada juga wilayah-wilayah lain yang wilayah kelurahan sudah hijau itu kita jaga jangan sampai kemudian dia ada pasien yang ODP (Orang Dalam Pemantauan), PDP (Pasien Dalam Pengawasan), bahkan positif Covid-19,” ia menandaskan.
Sementara, Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kota Surabaya, dr Santi Martini mengungkapkan, salah satu konsep yang akan diterapkan dalam rangka penguatan di Kampung Tangguh adalah pembentukan kader Covid-19.
BACA JUGA: 4.733 Orang di Surabaya Sembuh Dari COVID-19
Hal ini sebetulnya sama ketika dahulu angka kematian penyakit TBC (Tuberculosis) serta ibu dan bayi tinggi, kemudian dibentuk kader kesehatan tersebut. “Dari kegiatan pendamping Kampung Tangguh ini akan muncul. Kalau sekarang namanya relawan, kalau ke depannya ada kader Covid-19,” kata dr Santi.
Meski demikian, dr Santi menilai bahwa saat ini angka kesembuhan pasien Covid-19 di Surabaya tinggi. Namun, tingginya tren kesembuhan itu juga harus ditingkatkan dan dipertahankan. Oleh sebab itu, melalui pendampingan Kampung Tangguh nanti diharapkan upaya pencegahan Covid-19 di Surabaya semakin masif.
“Kalau lihat datanya (kesembuhan) bagus, sudah naik semua. Tingkat kesembuhannya hampir 50 persen semua. Rata-rata sekarang sudah meningkat tingkat kesembuhannya,” terang Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang membuat tren kesembuhan di Kota Surabaya terus meningkat. Salah satunya adalah kasus yang masuk ke rumah sakit saat ini bukan lagi kasus Covid-19 yang berat. “Bisa juga karena kapasitas dari alat kesehatan dan tenaga kesehatan semakin membaik, sehingga banyak kasus-kasus yang menjadi selamat,” ia memungkasi.