Minggu, 07 June 2020 11:20 UTC
BANDEL. Anak-anak usia remaja ditertibkan petugas kepolisian di kawasan wisata Pacet, Mojokerto, karena tak mengenakan masker dan mengendarai sepeda motor yang tak dilengkapi perlengkapan, Minggu, 7 Juni 2020. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Menjelang persiapan new normal di Kabupaten Mojokerto, jalur wisata Pacet-Sendi semakin dipadati pengendara roda dua dan roda empat kendati tempat wisata masih belum diperbolehkan beroperasi, Minggu, 7 Juni 2020.
Sejumlah pengendara yang tak mengenakan masker dihentikan sementara dan diminta mengenakan masker yang sengaja tak dikenakan saat berkendara. Bahkan sejumlah pemuda yang tak mengenakan masker tersebut diberi sanksi push up maupun melafalkan Pancasila.
"Ini sekedar pembinaan agar mereka kemana-mana mengenakan masker demi kesehatan bersama. Hanya diminta push up atau menghafalkan Pancasila," ucap Ketua Tim Gugus Tugas Pencegahan Penyebaran Covid - 19 Kecamatan Pacet Mojokerto Zainul.
BACA JUGA: Hidup Baru bersama Covid-19, Mojokerto Siapkan Puluhan Kampung Tangguh
Meski masih kondisi pandemi Covid-19, animo masyarakat untuk sekadar jalan-jalan atau berwisata pada hari Minggu di kawasan wisata Pacet, Mojokerto cukup tinggi. Bahkan wisatswan datang dari luar Mojokerto seperti Sidoarjo, Surabaya, dan Gresik.
Aparat TNI, Polri, relawan, dan perangkat desa setempat harus berkoordinasi untuk melakukan penutupan jalur Pacet arah Sendi sekitar pukul 10.30 WIB secara bergantian agar tidak terjadi kepadatan di jalur Sendi menuju Kota Batu dan Malang yang terjadi sejak pukul 09.00 WIB.
"Situasi kondisi saat ini memang tidak memungkinkan dan wisata masih tutup semua, masih belum ada petunjuk dari pemerintah. Banyak orang masuk ke Pacet ini yang luar biasa dan juga jalur-jalur sudah pada penuh semua khususnya Sendi terpaksa kita tutup. Ini demi kebaikan mereka semua," kata Zainul.
Pihaknya berupaya semaksimal mungkin untuk mengurai kerumunan tersebut terlebih kasus positif Covid-19 di Mojokerto masih berpotensi bertambah. Tak hanya antisipasi penyebaran Covid-19, pengaturan arus kendaraan dan penutupan jalan itu untuk menghindari risiko kecelakaan dari Pacet menuju Sendi karena tanjakan maupun turunan yang terlampau curam. Beberapa kali terjadi kecelakaan di daerah setempat akibat kendaraan tak bisa dikendalikan.
BACA JUGA: Tiga Warga Terpapar Covid-19, Desa di Mojokerto Melakukan Karantina Mandiri
"Supaya tidak terjadi kerumunan kita sosialisasi kepada mereka untuk menjaga jarak. Begitu juga (untuk) menekan kecelakaan sebab jalur tersebut rawan terjadinya laka terlebih di hari libur," ujarnya.
Sementara itu, salah satu pengendara yang tak mengenakan masker saat turun dari jalur Sendi diminta petugas untuk menghentikan kendaraan dan diminta push up.
"Deg-degan sih, cuma enggak apa-apa diminta push up. Soalnya saya memang salah enggak pakai masker," kata Pratista, warga Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto.
BACA JUGA: Sekolah Libur dan Wisata Mojokerto Ditutup, Pedagang Sepi Pembeli
Ia menyesal karena tak membawa masker dan kelengkapan kendaraan seperti helm usai perjalanannya menuju Malang batal setelah jalur pintas tersebut ditutup sementara.
Hal sama dialami Zaenal, warga Kabupaten Gresik, yang sengaja jauh-jauh datang dari tempat tinggalnya hanya untuk makan karena bosan tak pernah keluar rumah selama pandemi Covid - 19. Ia dan pasangannya diminta untuk menghafalkan Pancasila.
"Habis makan di Sendi ini tadi, bosan di rumah saja terus kelupaan pakai masker. Jadi diminta berhenti dulu buat masang masker, sama lafalin Pancasila aja," ujarnya.