Logo

Waspadai, Tubuh Langsing Bisa Berdampak Buruk pada Kesehatan

Reporter:,Editor:

Jumat, 14 December 2018 09:30 UTC

Waspadai, Tubuh Langsing Bisa Berdampak Buruk pada Kesehatan

Ilustrasi oleh Gilas Audi.

JATIMNET.COM, Surabaya – Tak selamanya tubuh langsing ideal bagi seorang perempuan. Alih-alih dianggap cantik, badan yang terlalu ramping bisa berdampak buruk pada kesehatan.

“Kadar hemoglobin menjadi turun kalau terlalu kurus,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Kohar Hari Santoso dalam kampanye pencegahan stunting di Kantor Gubernur Jatim, Surabaya, Jumat 14 Desember 2018.

Ia mengatakan hemoglobin, atau biasa dikenal dengan sel darah merah, bertugas membawa serat makanan ke seluruh tubuh. “Kalau hemoglobin rendah tentu kualitas kesehatannya tidak baik,” katanya.

BACA JUGA: Asisten Rumah Tangga Bisa Sebabkan Stunting

Pemerintah Jatim mencatat 26,2 persen dari 2,8 juta balita di wilayahnya mengalami keterlambatan tumbuh-kembang (stunting). Meski tingkat stunting di Jatim itu lebih rendah dibanding angka nasional (37 persen), Dinas Kesehatan berharap bisa menurunkan angka itu hingga di bawah 20 persen.

Menurut Kohar, penurunan itu mengacu pada tingkat stunting di negara-negara maju yang tak lebih dari 20 persen. “Mudah-mudahan bisa tercapai,” katanya.

Salah satu upaya penurunan tingkat stunting di Jatim, ia mengatakan, dengan pencegahan sejak dini, terutama di kalangan calon ibu dan remaja perempuan. Saat ini, ada anggapan yang berkembang di kalangan mereka, jika bertubuh kurus itu cantik. Padahal dampaknya tak selalu baik bagi kesehatan.

“Kami akan bagikan pil penambah darah merah,” katanya.

BACA JUGA: Kelor Bisa Mengatasi Masalah Kekerdilan

Upaya lainnya, ia melanjutkan, adalah memantau tumbuh-kembang balita melalui Bulan Timbang dua kali dalam setahun.

Gubernur Soekarwo mengatakan masalah keterlambatan tumbuh-kembang tak hanya dialami balita kalangan keluarga miskin.

Dari 26,2 persen balita yang mengalami stunting di Jatim, 30 persennya terdapat di daerah perkotaan. Dan, 29 persen dari balita stunting di perkotaan itu datang dari keluarga mapan secara ekonomi.

“Jadi bukan (perkara) kaya atau miskin. Permasalah serius adalah tentang pola asuh,” katanya.