Logo

Asisten Rumah Tangga Bisa Sebabkan Stunting

Reporter:,Editor:

Jumat, 14 December 2018 03:52 UTC

Asisten Rumah Tangga Bisa Sebabkan Stunting

Gubernur Jatim Soekarwo (kiri) didampingi Ketua Penggerak PKK Jatim Nina Soekarwo saat mencanangkan kampanye pencegahan stunting di kantor Gubernur Jatim di Jalan Pahlawan, Jumat 14 November 2018. Foto: Nani Mashita.

JATIMNET.COM, Surabaya – Jumlah kasus stunting (pertumbuhan tinggi badan yang tidak ideal) di Jawa Timur yang diderita anak-anak dengan latar belakang ekonomi mapan cukup tinggi.

Berdasarkan data yang dimiliki Pemprov Jatim terdapat 26,2 persen kasus stunting di Jatim, dengan 30 persen ditemui di perkotaan. Dari angka 30 persen itu, sekitar 29 persen dialami anak dari keluarga yang lebih mapan. Sementara jumlah balita di Jawa Timur, menurut Pemprov Jatim tercatat 2.843.152 .

Gubernur Jatim Soekarwo menyebut tingginya kasus stunting di kalangan balita dari keluarga orang mampu karena biasanya sibuk dengan pekerjaannya. Kebiasannya keluarga mampu menyerahkan anaknya kepada Asisten Rumah Tangga (ART), yang tidak begitu memahami pentingnya asupan gizi.

“Di sinilah ART kurang memiliki pengetahuan tentang asupan gizi yang menyebabkan terjadilah stunting. Mereka juga tidak dibekali dengan pengetahuan (gizi),” katanya saat kampanye pencegahan stunting di Kantor Gubernur Jatim Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat pagi 14 Desember 2018.

Soekarwo mengatakan kasus stunting bukan masalah orang kaya atau miskin. Tetapi, pada pola asuh hingga asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh anak tidak memadai.

“Jadi bukan kaya atau miskin. Permasalahan serius adalah tentang pola asuh. Yang penting adalah tumbuh kembangnya otak, bukan sekadar fisik saja,” urai politisi kelahiran Madiun itu.

Lebih lanjut, Soekarwo mengatakan garda depan pencegahan stunting ada di kabupaten dan kota, baik dari bupati-wali kota, camat, kepala desa hingga ke tingkat PKK.

“Jadi nanti untuk kesehatannya ada di posyandu, pendidikannya ada di PAUD dan untuk ibu-ibunya akan dilakukan bina keluarga sejahtera oleh PKK. Tiga itulah yang paling lengkap di dalam proses infrastruktur,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua PKK Jatim Nina Soekarwo sudah meminta agar seluruh kader PKK ikut turun dalam rangka menurunkan angka stunting. Menurut Nina penanganan stunting juga harus dimulai sejak remaja.

“Banyak remaja yang mengira kurus itu cantik. Padahal itu berpengaruh kepada saat kehamilan nanti,” katanya.

Oleh karena itu, pihaknya juga akan menggalakkan kampanye stunting di kalangan remaja. Selain itu, juga akan aktif memberikan pil penambah darah kepada para remaja.

Dari data yang ada, sebanyak 26,2 persen kasus stunting terjadi di Jatim. Persebarannya ada di 11 daerah di Jatim seperti Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Sumenep, Nganjuk, Trenggalek, Probolinggo, Lamongan, Malang, Jember, dan Bondowoso.