Logo

Waspada Banjir Akibat Kebakaran Hutan

Reporter:,Editor:

Senin, 06 January 2020 02:05 UTC

Waspada Banjir Akibat Kebakaran Hutan

Ilustrasi.

JATIMNET.COM, Surabaya - Memasuki musim hujan, ada hal yang di waspadai yakni area bekas kebakaran hutan. Seperti yang terjadi di sepanjang tahun 2019, di Gunung Arjuno, Welirang, Kawi, Wilis, Semeru, Bromo dan Ijen, kemudian sejumlah hutan dekat di area sungai.

Akibatnya, dari kebakaran tersebut area hutan di pegunungan menjadi gundul dan perlu dilakukan rehabilitasi. Agar tidak menyebabkan potensi longsor dan banjir bandang di saat musim hujan.

Anggota DPRD Jawa Timur meminta Pemerintah Provinsi Jawa Timur sigap melakukan pemulihan di kawasan hutan pasca terbakar selama musim kemarau kemarin, untuk mencegah banjir.

BACA JUGA: Puting Beliung Terjang Surabaya dan Sidoarjo, Risma Ikut Atur Kemacetan Lalu Lintas

"Saya khawatir jika tidak segera direhabilitasi, lahan rusak yang sebagaian besar di area pegunungan itu bisa menyebabkan longsor dan banjir bandang, seperti yang terjadi di Jakarta pada pekan lalu," ujar Agung Mulyono anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Minggu 5 Januari 2019.

Menurut dia, untuk memulihkannya perlu dilakukan koordinasi dengan pihak Perhutani dan Dinas Kehutanan, agar bisa mengambil langkah taktis. Karena, sebagaian besar rata-rata kebakaran itu banyak di pegunungan.

"Saya melihat kebakaran hutan itu kan sebagaian besar di wilayah pegunungan, kalau lahan tersebut dibiarkan (tetap gundul), maka bisa berpotensi menyebabkan longsor dan banjir bandang. Jangan sampai banjir yang terjadi banjir seperti di Jakarta karena faktor ini," katanya.

BACA JUGA: Hujan Deras Disertai Angin, Blitar Diterjang Longsor dan Pohon Tumbang

Ketua Pusat Kajian Strategis Pengurus Harian Demokrat Jatim itu berharap upaya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang berencana menebar biji segera terlaksana. Sembari memulihkan kembali hutan. Dengan begitu lahan-lahan gundul bisa berkurang. 

Sebelumnya Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Provinsi Jawa Timur merilis, sepanjang 2019 telah terjadi 437 kejadian bencana kategori tinggi dan sedang. Angin kencang dan banjir menjadi yang tertinggi dialami Jatim. 

Rinciannya angin kencang mendominasi dengan 36 persen. Kemudian diikuti banjir 25 persen, angin puting beliung 8 persen, tanah longsor 7,5 persen, dan sisanya 23,5 persen adalah kebakaran hutan, dan gempa bumi. 

BACA JUGA: Hujan Deras Disertai Angin, Blitar Diterjang Longsor dan Pohon Tumbang 

 

Terbaru di malam pergantian tahun, banjir melandan dua kecamatan di Gresik dan satu kecamatan di Mojokerto. Gubernur Khofifah tengah mengupayakan penyebaran bibit tanaman terutama di lahan kritis. 

Pemyebaran ini dilakukan melalui udara. "Lahan yang gundul kami tabur (bibit) biji tumbuh, karena ini sedang hujan," kata Khofifah, Selasa 24 Desember 2019.