Minggu, 07 July 2019 05:55 UTC
HUJAN BUATAN. Anak-anak di Tambak Segaran menikmati hujan buatan dari air selokan yang terlebih dulu diproses melalui IPAL. Foto: Khoirotul Lathifiyah
JATIMNET.COM, Surabaya - Warga Tambak Segaran IV RT 03 RW 03, Kelurahan Tambak Rejo, Kecamatan Simokerto, Surabaya memanfaatkan air selokan di kampungya menjadi hujan buatan.
"Saya terinspirasi dari agrowisata Bhakti Alam. Di sana ada kebun hidroponik yang sejuk karena ada kabut buatan. Saya bayangkan, kalau ini saya pasang di gang kampung saya, alangkah indahnya," kata Ketua RT Tjuk Sumardi saat diwawancarai di Tambak Segaran, Sabtu 6 Juli 2019.
Air selokan yang manfaatkan sebagai hujan buatan ini diproses dulu di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
BACA JUGA: Dongkrak Ekspor Sektor Agro, Kementan Gandeng Pemprov Jatim
Pria yang biasa disapa Tjuk ini menjelaskan, pihaknya menggunakan pompa iar untuk menarik air IPAL agar naik ke selang atas. Hujan tersebut dialirkan ke selang sepanjang 100 meter yang sudah dilubangi.
"Selang tersebut membentang di atas rumah-rumah warga kampung," kata dia.
Selain untuk air hujan, air tersebut juga digunakan untuk cuci tangan melalui keran-keran yang tersebar di sepanjang gang.
Tjuk mengatakan selama proses membuat inovasi ini pihaknya mengalami beberapa kendala dan banyak diuji coba. Setelah itu, akhirnya tercipta formula imitasi hujan yang bisa dibilang sudah menyerupai.
BACA JUGA: Pemkot Surabaya Gagas Kampung Peneleh Jadi Wisata Berbasis Digital
"Saya terus coba-coba. Awalnya saya buat hanya 10 meter pakai selang kecil-kecil, tidak berhasil. Coba-coba terus, akhirnya jadi yang sekarang ini," ujarnya.
Ia juga menyampaikan, hujan buatan ini diaktifkan saat siang hari, ketika matahari tengah terik-teriknya. Terkadang juga anak-anak warga setempat bermain dan menikmati hujan buatan yang dinyalakan.
Koordinator Kecamatan Simokerto Indah Winarni mengaku kagum dengan inovasi warga Tambak Segaran IV. Penghujan buatan ini akan menunjang penghijauan yang sedang digalakkan pemerintah kota.
BACA JUGA: Uniknya Bertransaksi Menggunakan Tempurung Kelapa di Pasar Batok Blitar
"Saya sudah keliling Surabaya, saya lihat memang tidak ada inovasi seperti ini. Saya anggap inovasi ini sangat bagus. Surabaya memang boleh dibilang punya banyak taman dan teduh, tapi tetap saja cuacanya panas, sehingga ini merupakan suatu solusi. Apalagi, inovasi ini menggunakan air limbah yang sudah dikelola," jelas Indah.
Ia berharap, ke depan tak hanya warga Tambak Segaran, tetapi lima kelurahan yang masuk dalam Simokerto bisa memiliki ikonnya sendiri-sendiri.