
Reporter
HasanRabu, 3 Juli 2024 - 05:00
Editor
Ishomuddin
Puluhan orang korban penipuan lowongan kerja dari berbagai kota melakukan mediasi di kantor Kelurahan Kauman, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Rabu, 3 Juli 2024. Foto: Hasan
JATIMNET.COM, Mojokerto – Puluhan orang korban penipuan bermodus lowongan kerja beramai-ramai mendatangi kantor Kelurahan Kauman, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Rabu siang, 3 Juli 2024.
Mereka melaporkan Tegar Defri Breliando, warga Lingkungan Kradenan, Kelurahan Kauman, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto, yang menjanjikan lowongan pekerjaan di pabrik.
Sejak pagi, sejumlah petugas melakukan mediasi bersama perwakilan korban di ruang pertemuan di lantai dua kantor Kelurahan Kauman.
Salah satu perwakilan korban, Wibowo Mulyo, menjelaskan awalnya dia tertarik Ketika ditawari masuk ke salah satu perusahaan ternama. Namun, sebagai syarat awal, akhir Mei lalu dia diminta untuk membayar uang melalui perantara yang diklaim kenal dengan Tegar.
BACA: Polisi Imbau Korban Penipuan Lowongan Kerja Ajinomoto Melapor
"Waktu itu saya percaya karena Tegar teman saya sendiri," katanya.
Warga Desa Bandung, Kecamatan Gedeg ini menyebut nominal yang dibayarkan sebagai biaya administrasi sebesar Rp3,5 juta. Usai dilunasi, terduga pelaku menjanjikan dirinya untuk masuk kerja mulai kemarin.
"Dijanjikan Selasa 2 Juli 2024 masuk, ternyata tidak," katanya.
Wibowo tak sendiri, total ada 82 pencari kerja lainnya yang juga tertipu bujukan pria berusia 21 tahun ini. Para korban tak hanya dari Kota Mojokerto, tapi juga Kabupaten Mojokerto, Jombang, hingga Sidoarjo.
Sehingga, total kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. "Karena sama semua bayar Rp3,5 juta untuk admin," katanya.
Puluhan korban tersebut telah mendatangi rumah terduga pelaku di Lingkungan Kradenan 1. Karene tak ada titik temu, mereka kembali melakukan aksi kemudian dilakukan mediasi di kantor Kelurahan Kauman.
Dalam mediasi yang dipimpin Lurah Kauman Bagiyo Utomo itu, dipertemukan antara terduga pelaku dengan perwakilan korban dan disaksikan aparat TNI dan Polri.
Setelah tiga jam lebih, akhirnya mereka bersepakat permasalahan penipuan lowongan kerja itu diselesaikan secara kekeluargaan.
Ditemui setelah mediasi, Tegar mengakui perbuatan penipuan terhadap 82 orang tersebut. Ia nekat melakukan aksinya karena terlilit utang. "Ya, saya nipu, untuk bayar utang, utang pribadi saya," ujarnya.
BACA: Warga Diimbau Waspada Modus Penipuan Lowongan Kerja di Puskesmas Surabaya
Tegar membeberkan aksi penipuan yang dilakukan sejak Mei lalu itu sudah meraup uang hingga kurang lebih Rp250 juta. Dan, seluruhnya kini sudah tak tersisa untuk melunasi utangnya. "Sudah habis," ujarnya.
Aksi penipuan berkedok lowongan kerja tersebut sempat berjalan mulus dengan dibantu temannya. Melalui kaki tangannya itu, dia mencari calon korban untuk ditawarkan masuk ke perusahaan yang dulu pernah menjadi tempat kerjanya.
"Dulu pernah kerja (pabrik kertas) di bagian produksi. Sekarang sudah enggak kerja, nganggur," ujarnya.
Modusnya, Tegar mengaku mematok uang bervariatif untuk setiap orang, mulai dari Rp 1 juta, Rp2 juta, hingga Rp3,8 juta.
Sesuai yang disepakati dalam mediasi, Tegar menyatakan akan bertanggung jawab untuk mengembalikan uang para korban dengan menjual rumah dalam tempo paling lambat enam bulan dari sekarang.
"Dijual rumah warisan untuk menutup kerugian (para korban)," ujar Tegar.