Logo

Warga Binaan Teoris dan Narkotika di Rutan-Lapas Jatim Meningkat

Tipikor dan Illegal Logging Menurun
Reporter:

Rabu, 13 October 2021 03:40 UTC

Warga Binaan Teoris dan Narkotika di Rutan-Lapas Jatim Meningkat

GRAFIK: Grafik jumlah warga binaan yang tersebar dan menjadi penghuni Rutan maupun Lapas di Jawa Timur. Grafis: Humas Kanwil Kemenkumham Jatim

JATIMNET.COM, Surabaya - Lapas ataupun Rutan di Jatim semakin sesak saja. Tingkat overkapasitas itu menunjukkan peningkatan 12 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Apalagi, warga binaan kasus terorisme dan narkotika meningkat tajam. Sedangkan kasus tipikor dan illegal logging turun. Hal ini berdasarkan data per Oktober 2021 ini, 39 lapas/ rutan di Jatim dihuni sekitar 27.707 warga binaan.

Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Krismono menjelaskan, bahwa jumlah itu melebihi kapasitas hunian yang ‘hanya’ mampu menampung 13.246 orang saja. “Yang berstatus tahanan sekitar 6,3 ribu dan yang berstatus narapidana sekitar 21 ribu orang,” kata Krismono, Rabu 13 Oktober 2021.

Krismono menjabarkan, bahwa jika diklasifikasikan menurut  jenis pidananya, maka sekitar 12.160 orang terjerat pidana umum. Dan sisanya masuk dalam pidana khusus.

Baca Juga: Razia Gawai dan Narkotika, Lapas Mojokerto Malah Temukan Sajam dan Kunci T

Pria asal Yogyakarta ini menjelaskan bahwa ada peningkatan jumlah warga binaan yang cukup signifikan dari kasus narkotika. “Ada peningkatan warga binaan dengan latar belakang kasus narkotika, yang terklasifikasi sebagai bandar dua kali lipat dari pemakai,” ulas Krismono.

Memang, berdasarkan data Sistem Database Pemasyarakatan jumlah warga binaan dengan vonis sebagai bandar mencapai 10.169 orang. Lebih dari dua kali lipat dengan pemakai narkotika yang berjumlah 4.821 orang.

Jumlah ini meningkat tajam jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu. Jumlah total bandar dan pemakai ‘hanya’ 12.506 orang saja. Tahun lalu, di periode yang sama, jumlah warga binaan yang divonis hakim sebagai bandar narkotika mencapai 6.709. “Untuk warga binaan yang divonis hanya sebagai pemakai turun sekitar 20 persen dari tahun lalu,” lanjut Krismono.

Baca Juga: Rutan Medaeng Overload Dihuni 2500 Narapidana, Karutan Usulkan Ada Penataan Bangunan

Selain kasus narkotika, penghuni dengan hasil vonis kasus terorisme juga meningkat hampir dua kali lipat. Saat ini, jumlah warga binaan kasus terorisme berjumlah 33 orang. Pada oktober tahun lalu, jumlahnya ‘hanya’ 19 orang saja.

“Untuk kasus terorisme kami sebar di lapas-lapas yang memang punya pengalaman khusus menangangi warga binaan dari kasus tersebut,” terang Krismono.

Berbeda dengan keduanya, jumlah warga binaan kasus tipikor dan illegal logging justru menurun. Jika tahun lalu pada Oktober ada 436 orang warga binaan kasus tipikor. Sampai Oktober 2021 ini tinggal 417 orang. Sedangkan untuk illegal logging saat ini hanya tinggal 88 orang saja.