Logo

Wali Murid Korban Kekerasan Kasek SMKN 1 Wadul ke Patung Gubernur Suryo

Reporter:

Jumat, 28 September 2018 06:32 UTC

Wali Murid Korban Kekerasan Kasek SMKN 1 Wadul ke Patung Gubernur Suryo

Wali murid korban kekerasan Kepala SMKN 1 Surabaya menggelar aksi di depan Patung Gubernur Suryo, Taman Apsari, Surabaya. FOTO: Nani Mashita.

JATIMNET.COM, Surabaya – Dua wali murid siswa korban kekerasan Kepala SMKN 1 Surabaya menggelar aksi di Taman Apsari, Surabaya, Jumat 28 September 2018. Mereka ‘wadul’ kepada patung Gubernur Suryo mengenai kekerasan yang dialami anak-anak mereka ini.

Orang tua yang melakukan unjuk rasa wadul ke patung Gubernur Suryo adalah orang tua RA, Budi Sugiharto dan orang tua ZU, Elisa Ernawati beserta suaminya. Adapun orang tua ZA tidak hadir karena ada keperluan lain.

Mereka membawa tiga poster bertuliskan “Lindungi Anak Kami”, “Jangan Tutup Mata pada Kekerasan di Sekolah” dan “Kadiknas Jatim Minta Maaflah”.

BACA JUGA: INI PENYEBAB DARI PENGANIAYAAN SISWA INKLUSI DI SMKN 1 SURABAYA

Dalam aksinya, mereka  mengkritik sikap Kepala Dinas Pendidikan Jatim Saiful Rachman yang terkesan menyepelekan kasus penamparan yang diduga dilakukan Bahrun. Bahkan, orang tua mendapat kesan bahwa para siswa korban penamparan menyampaikan kabar bohong.

“Anak kami itu korban kekerasan, kok dianggap bohong. Pak Kadispendik Jatim harus menarik ucapannya dan meminta maaf kepada korban,” kata Lisa.

Kedua orang tua mengaku terpaksa wadul kepada patung lantaran kecewa dengan sikap Saiful Rachman. Menurut keduanya, Saiful Rachman sengaja melindungi Bahrun, meski sudah mengaku telah menampar tiga siswanya.

Tiga siswa SMKN 1 Surabaya yang mengalami kekerasan tersebut adalah RA, ZU dan ZA. Ketiganya menerima kekerasan dengan cara dijambak, ditampar hingga kacamata pecah. Yang miris, ternyata salah satu siswa yang jadi korban kekerasan, RA adalah siswa inklusi.

“Kami berharap Patung Gubernur Suryo ini menyadarkan Gubernur Jatim Soekarwo untuk mengevaluasi anak buahnya yang telah menyakiti hati pelajar,” kata Budi Sugiharto, yang akrab disapa Uglu itu.

BACA JUGA: PAKAI ROMPI TUKANG PARKIR, KEPALA SMKN 1 SURABAYA KECOH WARTAWAN

Kekecewaan para wali murid korban kekerasan itu tidak lepas beredarnya video yang beredar di sejumlah grup WhatsApp atas sikap Saiful Rachman. Dalam video itu Saiful menyesalkan penamparan itu sengaja diviralkan dengan bumbu ditampar dan dijambak.

Dia bersikukuh apa yang dilakukan Bahrun tidak separah seperti yang diberitakan media massa. Dia juga mengatakan guru tentu mengharapkan siswa-siswinya menjadi anak yang cerdas. Saiful menyatakan jika tujuannya demi kedisiplinan, maka menampar dianggap tidak masalah.

Saiful juga meminta agar masyarakat tidak mudah percaya dengan infomasi yang diterima. Lantaran di era digital saat ini, semua informasi tidak bisa dipercaya karena banyak modifikasi dan editan.

Di dalam video tersebut Saiful enggan ikut campur dan meminta pihak sekolah menyelesaikan sendiri konflik ini.