Sabtu, 01 January 2022 23:00 UTC
DIKEPUNG BANJIR: Hujan mengguyur beberapa wilayah di Surabaya. Hal itu membuat beberapa titik di Surabaya di kepung banjir, termasuk di Mayjend Sungkono yang menyebabkan banyak motor terendam, Rabu 15 Januari 2020Foto: Dokumen
JATIMNET.COM, Surabaya - Di tahun 2022, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Pimpinan DPRD Kota Surabaya sepakat untuk concern menyelesaikan permasalahan banjir.
Terlebih lagi, potensi terjadinya banjir sudah diprediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) karena tingginya intensitas curah hujan serta meningkatnya permukaan air laut.
"Kami sudah bahas bersama DPRD, kita akan cari hulunya. Banjir ini tidak bisa diselesaikan (dengan hanya saluran dikeruk), karena Surabaya ini air rob tinggi, curah hujan empat kali lipat dari (informasi) BMKG," kata Eri.
Maka dari itu satu-satunya jalan untuk menyelesaikan banjir adalah dengan mencari hulu sungai di setiap wilayah. Misalnya, banjir yang sebelumnya sempat menggenang kawasan Lontar dapat diselesaikan dengan cara membuat tampungan air berupa bozem.
Baca Juga:
"Nah, sekarang kita lihat dan cari hulunya, berarti harus ada tampungan air. Seperti di Lontar, ada bozem. Kemudian, di depan Unesa (Universitas Negeri Surabaya) sudah tidak banjir, soalnya kita alirkan ke Kali Makmur," ia memaparkan.
Meski begitu saat hujan deras turun, sejumlah kawasan di Kota Surabaya kerap terjadi banjir dan langsung surut. Maka selain dilakukan pengerukan saluran, tentu saja persoalan ini harus diselesaikan dengan cara lain.
Seperti misalnya, memperbesar saluran atau membuat saluran baru yang dapat langsung menuju ke sungai utama. "Berarti untuk menyelesaikan banjir, tidak bisa kalau (misal), oh di (kawasan) sana banjir, langsung ke sana dikeruk, tidak bisa," ia mengungkapkan
Bahkan di kawasan Ketintang juga kerap banjir saat hujan deras turun. Nah khusus untuk masalah kawasan ini, memang dikarenakan sungai Ketintang Madya yang terkoneksi dengan Wonocolo, merupakan aliran irigasi untuk sawah. Sementara saat ini kawasan yang dulunya merupakan area persawahan tersebut sudah dibangun rumah-rumah warga.
Baca Juga: Cara Surabaya Menangkal Genangan Air dan Banjir
"Daerah Ketintang itu dulu irigasi, sehingga kalau (dulu), air masuk ke sungai dialirkan ke sawah-sawah. Kalau sekarang sawahnya sudah jadi rumah, maka harusnya dibalik, yang awalnya mengalir ke irigasi, harus mengalir ke sungai," ia menjelaskan.
Karenanya untuk menyelesaikan banjir di kawasan Ketintang, pihaknya akan membangun saluran yang dapat langsung mengalirkan air ke Sungai Rolak Gunungsari. Pembangunan saluran ini diharapkan ke depan dapat mengurangi beban sungai irigasi yang menuju ke Wonocolo.
"Jadi Insya Allah tahun 2022, seperti itu. Kita tahu masalahnya, hulunya apa, oh di sana. Jadi kita buatkan got (saluran) yang masuk langsung ke Kali Rolak Gunungsari," ia menerangkan.
Di samping menangani banjir dengan berpedoman pada hulu, masyarakat juga diimbau agar dapat mengubah kebiasaan hidup dengan tak lagi membuang sampah di sungai.
"Insya Allah anggaran tahun 2022, kita sepakat dengan DPRD fokus ke daerah-daerah yang ada banjir dan genangan langsung selesai. Harapannya kita Forkopimda, hujan tidak ada genangan ayo diselesaikan bareng-bareng," ia menuturkan.