Minggu, 25 August 2019 15:25 UTC
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Surabaya - Manajer Program Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Timur, Sarifah Hidayat menyebut pengelolaan sampah pada tingkat rumah tangga di Surabaya masih belum berjalan baik.
Ia menyatakan, Pemerintah Kota Surabaya perlu meningkatkan pengelolaan sampah berbasis rumah tangga yang dinilai lebih efektif dibandingkan proses insinerasi atau pembakaran seperti yang ditemukan di TPA Benowo.
"Surabaya menerapkan insinerasi sebagai bagian dari kebijakan pengelolaan sampah seperti di TPA Benowo dengan adanya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)," ungkapnya, Sabtu 24 Agustus 2019.
BACA JUGA: Ahli: Pengelolaan Sampah dengan Insinerator Sebabkan Polusi Berbahaya
Sarifah menyayangkan sampah yang berada di rumah tangga masih tercampur antara organik dan non-organik, akhirnya sampah tersebut langsung dibawa menuju tempat pembuangan sampah yang menumpuk di berbagai TPS.
"Berarti pemerintah hanya mengelola sampah sejak dari TPS ke TPA, tapi dari titik rumah tangga ke TPS diserahkan begitu saja ke masing-masing tempat," tambahnya.
Namun, Sarifah menyebut kendala pengelolaan sampah berbasis rumah tangga terletak pada kesadaran masyarakat. Ia mengharapkan Pemerintah Kota Surabaya menciptakan strategi pengelolaan sampah yang lebih terpadu dengan fokus pada rumah tangga.
BACA JUGA: Bagaimana Surabaya Mengubah Sampah Jadi Listrik?
"Sampah yang dipilah dari awal, sudah dipisah sendiri bisa dijadikan kompos. Yang non organik bisa dikelola sendiri bisa didaur ulang kemudian limbah sampah bisa dikendalikan sendiri, itu bisa lebih efektif," paparnya
Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh WALHI Jatim, proses pengelolaan sampah dengan cara pembakaran atau insinerasi di Tempat Pembuangan Akhir merupakan solusi jangka pendek yang dapat merusak lingkungan di kemudian hari.
"Dengan teknologi pembakaran itu cukup berbahaya, mengingat kandungan berbahaya dalam emisi yang dihasilkan oleh sampah," tambahnya.
Proses pembakaran itu, lanjutnya, dapat mengeluarkan senyawa dioksin yang akan menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan dapat merusak lingkungan hidup.