Selasa, 04 February 2020 07:45 UTC
BAWANG PUTIH. Salah satu pedagang bawang putih impor Cina di Pasar Baru, Kota Probolinggo, Selasa, 4 Februari 2020. Foto: Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo – Sepekan terakhir harga bawang putih impor asal Cina terpantau mengalami kenaikan harga. Naiknya harga bawang putih berkisar antara Rp15-20 ribu per kilogram.
Seperti yang terjadi di Pasar Baru, pasar tradisional terbesar di Kota Probolinggo. Harga bawang putih impor Cina di pasar setempat terpantau di kisaran harga Rp42-45 ribu per kilogram. Harga tersebut naik dari sebelumnya, yakni sebesar Rp25-28 ribu per kilogram.
Seorang pedagang bawang putih impor Cina, Rike Andrian, menyebutkan harga mulai merangkak naik sejak sepekan lalu dan kenaikan drastis terjadi sejak tiga hari terakhir.
BACA JUGA: Bawang Putih Impor dari Cina Tekan Harga di Pasaran
“Sekarang harganya mahal, naik sekitar Rp20 ribuan per kilonya,” ujar Rike, Selasa, 4 Februari 2020.
Rike menjelaskan kenaikan harga bawang putih impor Cina di pasaran membuat omzet penjualannya menurun. Hal itu dikarenakan berkurangnya daya beli masyarakat terhadap bawang putih impor Cina.
“Biasanya konsumen belinya sekilo, kalau sekarang hanya separuhnya. Semoga harganya kembali normal karena kalau terus-terusan begini bisa-bisa harga bawang putih impor Cina tembus Rp60 ribu per kilogram,” katanya.
BACA JUGA: Redam Kenaikan Harga Bawang Putih, Jatim Gelar Operasi Pasar
Sementara itu, Kepala UPT Pasar Baru Kota Probolinggo, Arif Billah, membenarkan adanya kenaikan harga bawang putih impor Cina di pasaran. Dari informasi yang dihimpunnya, Arif menyebut kenaikan harga akibat maraknya informasi tentang virus Corona yang terjadi di Cina.
Adanya informasi itu diduga mempengaruhi proses impor bawang putih dari negeri Tirai Bambu tersebut. “Harganya memang terus menunjukkan kenaikan dan hampir terjadi di seluruh pasar tradisional yang ada di Kota Probolinggo,” kata Arif.
Meski demikian, menurut Arif, stok bawang putih impor Cina di pasaran masih aman. Menyikapi kenaikan harga yang terus terjadi, Arif mengaku telah berkoordinasi dengan pihak terkait yakni Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo dan kepolisian.