Logo

Wabah Corona Tak Pengaruhi Nyepi Tapa Brata Suku Tengger

Reporter:,Editor:

Rabu, 25 March 2020 15:05 UTC

Wabah Corona Tak Pengaruhi <em>Nyepi</em> Tapa Brata Suku Tengger

NYEPI. Petugas Jaga Baya melakukan pengamanan di jalan desa yang masyarakatnya melaksanakan Tapa Brata Penyepian, Rabu, 25 Maret 2020. Foto: Zulkiflie

JATIMNET.COM, Probolinggo – Umat Hindu Suku Tengger yang tinggal di lereng Gunung Bromo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, tetap melaksanakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1942 di tengah wabah virus Corona atau Covid-19.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, Nyepi kali ini berlangsung lebih khidmat karena obyek wisata Gunung Bromo telah ditutup sejak pekan lalu.

Sama dengan tahun sebelumnya, selama Nyepi, jalur wisata mulai Desa Wonokerto hingga Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, ditutup total guna menghindari kendaraan yang melintas.

Di Kecamatan Sukapura, ada sekitar empat desa yang melangsungkan ritual Nyepi mulai Desa Ngadas, Wonotoro, Jetak, dan Ngadisari.

BACA JUGA: Umat Islam di Probolinggo Turut Mengamankan Nyepi

Umat Hindu Suku Tengger menutup semua pintu dan jendela rumahnya. Mereka khidmat melaksanakan ibadah Tapa Brata Penyepian antara lain Tapa Brata Amati Karya (tidak bekerja), Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak mengumbar hawa nafsu atau tidak bersenang-senang).

Tokoh adat masyarakat Suku Tengger, Supoyo, mengatakan, meski di tengah wabah Corona, perayaan Nyepi tetap berlangsung karena warga melaksanakan Tapa Brata di dalam rumah masing-masing.

"Karena perayaan Nyepi tidak menimbulkan keramaian atau kerumunan orang, maka tidak ada pembatasan atau pelarangan," kata Supoyo, Rabu, 25 Maret 2020.

BACA JUGA: Catur Brata Nyepi, Wisata Gunung Bromo Ditutup Dua Hari

Camat Sukapura, Maryoto, mengatakan penutupan jalur menuju obyek wisata Gunung Bromo tahun ini merupakan yang ketiga kalinya. Tujuannya untuk menghormati umat Hindu Suku Tengger yang tengah melangsungkan Nyepi.

Agar ketenangan umat tetap terjaga, Maryoto menyebut pihak kecamatan tetap melibatkan unsur Jaga Baya atau petugas keamanan adat sebagai penjaga di tiap desa yang melaksanakan penyepian.

"Penjagaan akan terus dilakukan hingga ibadah Nyepi selesai dilaksanakan. Jalur (jalan) baru akan dibuka pada pukul 06.00 WIB Kamis besok (26 Maret 2020)," katanya.