Sabtu, 07 March 2020 03:00 UTC

JAHE MERAH: Dampak dari virus corona, menyebabkan jahe merah di harga pasaran melambung naik tembus Rp60 ribu. Itu dikarenakan untuk jamu tradisional. Foto: Gayuh
JATIMNET.COM, Ponorogo – Munculnya virus Corona atau CONVID-19 di Indonesia dan himbauan untuk menjaga imunitas tubuh dengan mengkonsumsi rempah-rempah membuat para pedagang empon-empon di pasar relokasi pasar Legi Songgolangit kewalahan untuk memenuhi permintaan pembeli.
Salah satu penjual, Ratmi, 65 tahun mengaku sekarang ini para pembeli bukan hanya para pembuat jamu saja, melainkan perorangan juga mulai banyak. Empon-empon yang paling dicari pembeli saat ini adalah berbagai jenis jahe.
“Yang paling banyak dicari adalah jahe merah, barangnya sangat sulit, kebanyakan jahe kuning biasa,” kata Ratmi, Sabtu 7 Maret 2019.
BACA JUGA: Cegah Corona, Warga Disarankan Konsumsi Empon-empon
Ia menuturkan jahe merah saat ini di pasaran harganya melambung naik signifikan sudah mencapai Rp 60 ribu per kilo-nya. Padahal sebelumnya harga per kilo jahe merah ada di kisaran Rp40 sampai50 ribu-an.
Menurutnya kelangkaan ini terjadi selain semakin banyak yang mencari, juga disebabkan banyaknya petani jahe yang beralih menanam porang. “Untuk jahe merah saya dapatnya justru dari daerah Pacitan, stok di Ponorogo sangat sedikit,” tuturnya.
Ratmi menambahkan dengan banyaknya pemberitaan empon-empon yang bisa menangkal virus Corona dalam sehari ia bisa menjual 30 sampai 50 kilo jahe merah. Hanya saja kerana barang yang semakin sedikit ia tidak bisa memenuhi semua permintaan pembeli.
BACA JUGA: Dampak Corona, Pesanan Minuman Herbal Meningkat 300 Persen
“Akhirnya jahe lainnya juga ikut terkerek naik harganya, jahe kuning yang awalnya perkilo Rp 20 ribuan, sekarang Rp 30 ribuan,” imbuhnya.
Sementara pedagang lainnya, Minten (45) sudah lama tidak mendapat stok jahe merah. Saat ini stok terbanyak ada di kunyit dan temulawak. Pembeli juga sedikit bergeser ke temulawak dan kunyit karena harga jahe yang semakin mahal.
“Kalau perorangan banyak yang beralih ke temulawak atau kunyit, karena hanya berkisar Rp 5 sampai 8 ribuan perkilonya,” katanya.
