Sabtu, 08 February 2020 02:00 UTC
PENERTIBAN: Kasatpol PP Surabaya Irvan Widyanto (kanan) bersama Camat Sawahan M. Yunus saat melakukan penertiban pasar dadakan di Banyu Urip Surabaya. Foto: Istimewa
JATIMNET.COM, Surabaya - Sebuah video petugas dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya dan Kepala Kecamatan Sawahan menjadi viral. Lantaran, saat melakukan penertiban pedagang, pada Rabu 5 Februari 2020 di pasar dadakan Banyu Urip Surabaya, mereka menggunakan dwi bahasa, yakni Indonesia dan Madura.
Penggunaan dua bahasa itu, karena mayoritas pedagang yang berjualan berasal dari Madura ketika melakukan dialogis dan komunikatif bersama para pedagang tersebut. Kala itu, Kasatpol PP Surabaya Irvan Widyanto terjun langsung melakukan dialogis bersama para pedagang menggunakan megaphone dengan Bahasa Indonesia.
Ditemani Camat Sawahan M. Yunus yang merupakan orang asli Madura, kemudian ia menterjemahkan apa yang disampaikan Kasatpol PP itu dengan Bahasa Madura.
BACA JUGA: Pemkot Surabaya Kesulitan Cari Pengelola Eks Hi-Tech Mall
"Jadi ibu wali kota (Tri Rismaharini) memang senantiasa memberikan arahan dan ajaran kepada kami agar mengutamakan persuasif, dialogis dan komunikatif. Jadi ketika melakukan suatu perencanaan terhadap suatu wilayah, kita lebih banyak mengedepankan komunikasi dan pemahaman,” kata Irvan saat meninjau kondisi terkini pasar dadakan Banyu Urip yang buka setiap pagi, Jumat 7 Februari 2020.
Alhasil, pedagang di pasar dadakan Banyu Urip yang sebelumnya terlihat tak teratur dan mengganggu akses jalan, kini semakin tertib. Bahkan, kata Irvan, ketika pukul 11.00 WIB pedagang ini dengan senang hati dan sukarela membongkar sendiri serta membersihkan meja atau bedak (lapak) mereka seusai berjualan. "Sehingga bisa dilihat sekarang kita bisa menormalisasi saluran,” ungkapnya.
Menurutnya, penertiban yang dilakukan memang selalu mengedepankan cara-cara humanis seperti itu. Ketika di suatu wilayah terdapat warga etnis Madura, maka anggota yang bisa berbahasa Madura yang akan berbicara dengan mereka.
BACA JUGA: Cetak e-KTP Jadi Lebih Cepat, Pemkot Surabaya Gunakan Mesin ADM
"Seperti contohnya kemarin, kebetulan Pak Camat (Sawahan) ini orang Madura, jadi kita secara spontanitas sampaikan untuk menterjemahkan yang kita sampaikan,” tutur Irvan.
Irvan mengakui, pihaknya memang memiliki tim khusus yang bisa berbahasa Madura. Nah, ketika pihaknya akan melakukan penertiban di wilayah yang warganya asli orang Madura, maka tim ini yang akan berkomunikasi dengan mereka.
"Memang kita ada tim khusus, ada yang bisa bahasa Madura, itu memang kita kumpulkan dan mereka kita persenjatai dengan megaphone,” imbuhnya.
Kendati demikian, Irvan menambahkan, cara seperti ini sebenarnya sudah lama dia lakukan. Namun, karena video saat penertiban di pasar dadakan Banyu Urip beberapa hari lalu menjadi viral di media sosial, sehingga hal ini membuat masyarakat terpukau dan mendukung cara humanis yang dilakukan Satpol PP Surabaya ini. "Sebenarnya tindakan dialogis dan komunikatif seperti ini sudah lama kami lakukan,” terangnya.