Jumat, 17 April 2020 16:20 UTC
USIR PAGEBLUK. Salah satu anak menunjukkan kue tradisional atau jajanan pasar yang dibagikan untuk mengusir pagebluk atau wabah Covid-19 di Dusun/Desa/Kec. Trowulan, Kab. Mojokerto, Jumat, 17 April 2020. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto - Tradisi unik dilakukan ratusan warga Dusun/Desa/Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, untuk mengusir pagebluk atau wabah virus Corona atau Covid-19 sebelum Ramadan tiba. Beberapa jenis kue tradisional atau jajanan pasar dibuat sebagai penolak balak atau musibah.
Ada empat jajanan pasar yang digunakan untuk selamatan warga antara lain kue dadar gulung, ketan sambel, serabi, dan kucur.
Dadar gulung terbuat dari adonan tepung yang digulung dan diisi dengan parutan kelapa yang dicampur gula.
Ketan sambel adalah ketan yang dikukus hingga matang dan diberi taburan kelapa parut dan bubuk kedelai atau kacang serta sambal.
BACA JUGA: Tolak Balak Pandemi Covid-19, Ponorogo Lakukan Kirab Pusaka
Kemudian serabi terbuat dari adonan tepung beras, gula, garam, pandan, dan santan. Penyajiannya dengan diberi kuah santan yang dicampur dengan gula.
Sedangkan kucur terbuat dari tepung beras dan gula aren yang digoreng. Kucur berbentuk lingkaran yang menggembung di tengahnya dan renyah di pinggirnya.
Ratih, 49 tahun, salah satu warga Dusun/Desa Trowulan, mengungkapkan dalam selamatan tersebut tidak hanya menetapkan jenis kue yang harus dibuat tapi juga jumlah dan pembagian jatah pembuatan kue sesuai dengan posisi rumah yang ditentukan.
"Jenis pemilihan kue yang disediakan warga harus menyesuaikan posisi rumah," katanya, Jumat, 17 April 2020 usai membagikan kue-kue tradisional tersebut.
BACA JUGA: Warga Mojokerto Positif Covid-19 Tinggal dan Dirawat di RSUD Sidoarjo
Untuk rumah warga yang menghadap ke timur, kue yang dibuat harus serabi dengan jumlah 43 buah. Sedangkan untuk rumah yang menghadap utara harus menyediakan dadar gulung 11 buah untuk dibagikan ke warga sekitar tempat tinggalnya.
"Nah untuk rumah menghadap ke barat, ketan sambel dengan jumlah 21 buah dan rumah yang menghadap selatan yakni kucur sebanyak 33 buah. Katanya empat kue tradisional itu memiliki arti, tidak tahu dari mana tradisi ini. Warga menyakini sehingga dilakukan bareng-bareng tujuannya agar virus Corona segera berakhir," ujar Ratih.
Menurutnya, sebagai sugesti, warga punya harapan dan makna dari kue yang dibuat. Kue dadar gulung diartikan agar wabah Covid-19 bisa segera digulung atau hilang.
BACA JUGA: Pemkab Mojokerto Kucurkan Rp 50 M untuk Penanganan Covid-19
Sedangkan ketan sambel dimaksudkan agar virus Corona yang menjadi pandemi tersebut lengket dan tidak menyebar. Kemudian makna serabi yang disiram dengan kuah santan diharapkan agar bisa menenggelamkan atau menghilangkan wabah Covid-19.
"Untuk kucur dengan harapan Covid-19 bisa hancur. Kalau hari selamatan tidak ditentukan, cuma ini tadi bareng-bareng saja, kemarin gang sebelah,” ujarnya.
Selamatan dengan empat jenis jajanan pasar ini diharapkan agar pandemi Covid-19 segera berakhir menjelang Ramadhan. “Sehingga ibadah Ramadhan bisa dijalankan dengan tanpa perasaan khawatir," kata Ratih.