Selasa, 14 April 2020 07:00 UTC
PUSAKA: Ketiga pusaka menjelang diarak mengelilingi alun-alun Ponorogo. Foto: istimewa dokumentasi humas Pemkab.
JATIMNET.COM, Ponorogo – Di tengah pandemi SARS CoV-2 atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), agar virus tersebut tidak makin menyebar, apapun akan dilakukan. Seperti yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Ponorogo melakukan ritual adat bedol tiga pusaka.
Tiga pusaka tersebut adalah Tombak Kyai Tunggul Nogo, Payung Tunggul Wulung, dan Angkin Cinde Puspito. Ketiganya diarak mengelilingi alun-alun Ponorogo tepat tengah malam.
“Jika biasanya sewaktu kirab hanya dibawa, salah satu pusaka yaitu Tombak Kyai Tunggul Nogo sempat dibuka,” kata Ketua Paguyuban Pakasa Gebang Tinatar selaku koordinator kirab, Sunarso, Selasa 14 April 2020.
BACA JUGA: Tertular Suami, Dua Istri Petugas Haji Ponorogo Positif Covid-19
Sunarso menerangkan, dibukanya Tombak Kyai Tunggul Nogo dari wadahnya dimaksudkan untuk menolak bala. Namun untuk Payung Tunggul Wulung dan Angkin Cinde Puspito tetap ditutup dengan sarungnya.
“Kalau tombak memang untuk tolak bala,” terangnya.
Ia berharap dengan diaraknya ketiga pusaka tersebut segala macam bala atau musibah bisa menjauh dari Ponorogo dan pagebluk ini bisa segera berakhir. “Semoga bulan ramadhan semuanya sudah kembali seperti sedia kala,” harapnya.
Sementara Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni, menuturkan jika ini merupakan salah satu ikhtiar agar pandemi Corona bisa segera pergi dari Ponorogo dan bangsa Indonesia.
“Biasanya hanya setahun sekali saat hari jadi Ponorogo, namun karena ada kejadian ini, saran dari para sesepuh untuk segera dikirab,” pungkasnya.