Logo

Usai Dievaluasi, PTM 100 Persen Dipastikan Berlanjut

Reporter:,Editor:

Rabu, 19 January 2022 00:20 UTC

Usai Dievaluasi, PTM 100 Persen Dipastikan Berlanjut

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen di Kota Surabaya resmi dimulai, Senin, 10 Januari 2022. Foto: Dokumen

JATIMNET.COM, Surabaya - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen untuk jenjang PAUD, TK, SD, dan SMP di Kota Surabaya sudah berjalan selama sepekan.

Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya bersama sejumlah pakar pun menggelar evaluasi terhadap PTM 100 persen itu di kantor Dispendik Surabaya, Selasa 18 Januari 2022. Hasilnya, mereka sepakat PTM 100 Persen di Surabaya bisa terus dilanjutkan.

Hadir dalam pertemuan itu Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) dr. Windhu Purnomo, Pembina Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Jawa Timur (Jatim) Estiningtyas Nugraheni, dan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim dr. Dominicus Husada.

Seusai rapat, Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh mengatakan PTM 100 persen tetap berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. Saat ini, belum ada laporan warga sekolah yang terpapar Covid-19 di lingkungan sekolah.

Baca Juga: Pekan Pertama PTM 100 Persen Jenjang SD dan SMP Timbulkan Kerumunan

Meskipun demikian, pihaknya secara berkala akan melakukan evaluasi bersama pakar epidemiologi, pakar kesehatan masyarakat, IDAI, serta guru dan tenaga kependidikan (GTK).

“Kami ingin orang tua merasa aman dan nyaman ketika menitipkan anak-anak di sekolah. Ini ikhtiar kami bersama untuk memberi layanan terbaik bagi anak-anak di Kota Surabaya,” kata Yusuf.

Sementara dari Bidang Pengembangan, Penelitian & Pendidikan IDAI Jatim dr. Dominicus Husada mengatakan kebijakan PTM ini tetap dapat dijalankan di Kota Surabaya dengan kehati-hatian.

Pihaknya belum melihat alasan yang cukup untuk memberi masukan agar PTM dihentikan. “Kalau kasusnya melonjak, baru kita lakukan evaluasi kembali,” kata Dominicus.

Baca Juga: PTM 100 Persen, Pelajar Diswab Rutin dan Acak

Di lain pihak, Pakar Epidemiologi Unair dr. Windhu Purnomo menjelaskan sejauh ini Indonesia tampak bagus dalam menghadapi Covid-19 Varian Omicron. Pasalnya, di negara-negara lain puncak kasus terjadi pada 40 hari sejak kasus pertama ditemukan. Hal itu terjadi di negara-negara Afrika, Inggris, Amerika Serikat, dan lain-lain.

“Sedangkan di Indonesia, kasus pertama ditemukan pada pertengahan Desember. Seharusnya sekarang ini prediksi puncaknya. Tapi sekarang masih di bawah ambang batas bahaya. Jadi, kita tidak usah khawatir dengan Omicron, karena ini sudah seperti influenza biasa,” kata Windhu.

Tak ketinggalan, Pembina Persakmi Jatim Estiningtyas Nugraheni menyarankan kepada Dispendik Surabaya untuk mengusulkan revitalisasi Kampung Tangguh dan Kampung Wani Jogo Suroboyo sesuai dengan kondisi terkini dalam mendukung PTM.

Baca Juga: 449 TK di Mojokerto Gelar PTM 100 Persen

Hal itu dapat membantu mensterilkan lingkungan sekolah dari para pedagang yang dilarang berjualan selama PTM berlangsung. Selain itu, setiap lembaga pendidikan harus memiliki penanggung jawab dan standar yang jelas untuk pelaksanaan PTM 100 persen.

“Yang paling penting menerapkan 3M dan tidak ada kerumunan. Kemudian ada Satgas Covid-19 dari unsur sekolah, RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan di mana lembaga pendidikan itu ada. Ini penting untuk membantu sterilisasi lingkungan sekolah,” kata Estiningtyas.

Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina menyebut akan terus memonitor pelaksanaan PTM di Kota Surabaya.

Bahkan, ia memastikan timnya selalu melakukan monitoring tentang protokol kesehatan yang dijalankan di sekolah-sekolah yang melakukan PTM itu. “Alhamdulillah belum ada penularan untuk anak-anak kita, semoga tidak ada terus,” kata Nanik memungkasi.

ReplyForward