Sabtu, 03 May 2025 06:00 UTC
KUNINGAN. Umat Hindu suku Tengger di Bromo merayakan Kuningan, Sabtu, 3 Mei 2025. Foto: Zulafif
JATIMNET.COM, Probolinggo – Suasana khidmat menyelimuti kawasan lereng Gunung Bromo saat umat Hindu Suku Tengger melaksanakan ritual sembahyang Hari Raya Kuningan, Sabtu, 3 Mei 2025.
Dalam balutan pakaian adat khas Tengger, ratusan warga berkumpul di berbagai pura untuk memanjatkan doa demi kemakmuran dan kesejahteraan seluruh umat manusia.
Perayaan Kuningan yang jatuh sepuluh hari setelah Galungan menjadi momen penting bagi masyarakat Tengger untuk melakukan introspeksi diri dan memperkuat nilai-nilai kebaikan (dharma).
BACA: Jembatan Kaca, Wahana Baru di Gunung Bromo yang Segera Diresmikan
Salah satu lokasi yang ramai dikunjungi adalah Pura Randu Agung di Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura, yang dipadati umat dari berbagai usia.
Dengan membawa sesajen berupa buah-buahan, bunga, dan nasi kuning sebagai simbol kemakmuran, warga menyampaikan rasa syukur kepada Sang Hyang Widi Wasa.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Desa Sapikerep, Sujianto, menjelaskan bahwa nasi kuning melambangkan harapan akan kehidupan yang sejahtera dan kemakmuran bagi umat manusia.
“Kuningan mengingatkan kita untuk senantiasa berpikir, berkata, dan berbuat baik. Inilah saatnya kita memperkuat spiritualitas untuk melawan segala bentuk kejahatan,” ujarnya.
BACA: Suku Tengger di Bromo Gelar Tradisi Unan-unan, Ini Tujuannya
Ritual berlangsung hingga tengah hari, dilanjutkan dengan silaturahmi antarwarga sebagai wujud kebersamaan. Salah satu warga, Wiwin Wijayanti, menekankan pentingnya generasi muda melestarikan tradisi leluhur.
“Kami harus menjaga warisan adat, budaya, dan agama agar tak lekang oleh zaman,” katanya.
Perayaan Kuningan di Tengger tidak hanya menjadi agenda keagamaan, tetapi juga memperkuat identitas budaya masyarakat yang hidup harmonis di kaki Bromo.