Sabtu, 21 September 2019 04:01 UTC
Ilustrasi Twitter oleh Gilas Audi
JATIMNET.COM, Surabaya – Twitter mengumumkan telah menutup permanen ribuan akun dengan terbanyak berada di Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi setelah investigasi internal menemukan jika akun tersebut “saling berkaitan dalam tujuan dan strateginya,” pada Jumat 20 September 2019.
“Kami telah menutup jaringan dari 267 akun yang berasal dari UEA dan Mesir. Akun ini memiliki kaitan dalam tujuan dan strateginya: Informasi berlapis yang umumnya menyasar Qatar dan negara lain seperti Iran. Akun itu juga menggemakan pesan yang mendukung pemerintahan Arab Saudi,” kata Twitter dalam pernyataan mereka di laman resminya.
“Akun ini diciptakan dan diatur oleh DotDev, perusahaan IT Swasta yang beroperasi di UEA dan Mesir, dan Twitter secara permanen memblokir DotDev dan akun lain yang berkaitan dengannya,” tambah pernyataan itu.
BACA JUGA: Facebook Hapus 350 Akun Palsu yang Terhubung dengan Arab Saudi
Twitter juga mengatakan jika mereka telah memblokir 4.258 akun yang beroperasi secara unik dari UEA dan menyasar Qatar serta perang sipil di Yaman dengan berkedok identitas palsu dan menyebarkan pesan yang mendukung pemerintahan Arab Saudi.
Twitter menyebut jika akun yang “memperkenalkan identitas mereka sebagai agensi jurnalistik yang independen” ternyata adalah akun “pelanggaran spam politik” dari pemerintahan Saudi.
“Secara terpisah kami juga memblokir permanen akun Twitter milik Saud a-Qahtani karena pelanggaran kebijkan manipulasi kami,” kata Twitter.
BACA JUGA: Google Tolak Hapus Aplikasi Pemantau Perempuan Buatan Arab Saudi
Saud al-Qahtani adalah mantan penasehat dari Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman dan mantan menteri dari pengadilan kerajaan, adalah pimpinan dari pasukan troll yang akan melakukan kampanye di sosial media dan menyasar lembaga atau seseorang yang menentang pemerintahan Arab Saudi yang dipimpin oleh bin Salman.
Ia telah mengancam oposisi, termasuk kolumnis Washington Post Jamal Kashoggi yang kemudian dibunuh oleh pasukan pembunuh Arab Saudi atas perintah al-Qahtani dan atasannya, pada Oktober lalu.
Pemerintahan Arab Saudi dipaksa untuk memecat al-Qahtani serta mencekal dari bepergian ke luar negeri, setelah skandal pembunuhan Kashoggi menjadi viral.
Sejalan dengan penyelidikan pembunuhan Kashoggi di Istambul, jaksa Turki mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi al-Qahtani, dengan tuduhan “pembunuhan dengan sengaja”.
BACA JUGA: Apple Selidiki Aplikasi Pemantau Perempuan Buatan Pemerintah Saudi
Twitter juga mengatakan jika mereka telah menghapus ribuan akun palsu dan propaganda di Spanyol, Ekuador, dan Cina, lantaran memiliki motif yang sama.
Sumber: Anadolu agency, aa.com
