Selasa, 30 September 2025 02:00 UTC
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menemui para wali santri yang menunggu di Ponpes Al Khoziny, Selasa dini hari, 30 September 2025. Foto: Humas Pemprov Jatim
JATIMNET.COM, Sidoarjo - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung lokasi runtuhnya bangunan tiga lantai asrama dan musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Desa/Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Selasa dini hari, 30 September 2025.
Kehadirannya untuk memastikan penanganan darurat berjalan cepat dan terkoordinasi.
Khofifah menegaskan sejak awal ia sudah meminta agar ekskavator disiapkan di lokasi. Namun, setelah meninjau langsung kondisi lapangan, ia menilai penggunaan alat berat harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak menambah risiko bagi korban.
BACA: Musala Ponpes Al-Khoziny Ambruk, 1 Meninggal dan 78 Luka
“Ekskavator memang standby, tetapi penggunaannya sangat terbatas. Kalau mengangkat puing sembarangan bisa berbahaya, karena dikhawatirkan terjadi ambruk mendadak," katanya.
BACA: Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk, SAR Surabaya Evakuasi Korban yang Terjebak
Khofifah berharap proses evakuasi difokuskan pada korban yang masih ada di bawah reruntuhan gedung.
"Tim Basarnas berfokus memberikan layanan langsung kepada korban yang masih bisa berkomunikasi di bawah reruntuhan. Suplai oksigen dan air terus diupayakan agar mereka tetap bisa bertahan,” ujar Khofifah.
Selain upaya evakuasi, Khofifah juga menekankan pentingnya dukungan logistik. Ia meminta agar dapur umum lapangan segera diperbanyak, baik yang bersifat mobile maupun yang ditempatkan di area sekitar pesantren.
BACA: Bangunan Ponpes Al-Khoziny Ambruk, Kemenag Jatim Tekankan Evaluasi
“Kebutuhan dapur umum, oksigen, hingga suplai air harus betul-betul dipantau. Ini semua menjadi ikhtiar yang tidak boleh berhenti. Tim bergerak rolling untuk memastikan kebutuhan itu terpenuhi,” ujarnya.
Khofifah juga memastikan seluruh layanan kesehatan bagi para korban akan ditangani tanpa hambatan biaya.
“Kalau yang ditangani RSUD, pembiayaan ditanggung Pemkab. Namun jika dirujuk ke rumah sakit non-RSUD, biayanya ditanggung Pemprov. Jadi pesantren dan wali santri tidak perlu khawatir, semuanya akan ditangani. Tidak ada yang terkesan sulit karena alasan biaya,” katanya.
BACA: Gedung Ponpes Al Khoziny yang Ambruk Baru Dicor, Ini Penjelasan Pengasuh
Proses pencarian berlangsung ekstra hati-hati karena kondisi bangunan masih rawan runtuh. Petugas SAR gabungan memastikan upaya evakuasi dilakukan dengan penuh kewaspadaan demi keselamatan semua pihak.
Tim penyelamat masih bekerja keras menyingkirkan material bangunan. Warga sekitar juga terlihat memberikan dukungan moral kepada keluarga korban yang menunggu dengan cemas di sekitar pondok.
Bangunan bertingkat tiga di Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, runtuh, Senin sore, sekitar pukul 15.35 WIB.
Menurut pengasuh Ponpes Al Khoziny, KH Abdus Salam Mujib, gedung tersebut rencananya dibangun sampai empat lantai.
BACA: Khofifah Pantau Evakuasi Santri Ponpes Al Khoziny, Pemprov Tanggung Pengobatan Korban
Namun, setelah dilakukan pengecoran lantai 3 pada Senin siang, bangunan runtuh dan menimpa lantai di bawahnya pada Senin sore saat santri sedang salat asar.
Saat itu, lantai bawah sudah digunakan untuk salat santri dan lantai atas masih kosong dan rencananya digunakan ruang kelas dan kegiatan pengajian santri.
"Bangunan baru tiga lantai, rencana nanti sampai empat lantai dengan atap dak. Lantai bawah memang sudah dipakai untuk salat, tapi lantai atas masih kosong,” ujarnya.
Dari ratusan santri yang mengikuti salat asar, tercatat 78 orang di antaranya mengalami luka ringan hingga berat dan satu santri meninggal dunia. Korban luka dirawat di RSUD Sidoarjo dan RS Siti Hajar.