
Reporter
DiniMinggu, 25 Juli 2021 - 12:40
Editor
Bruriy Susanto
AKSI KANDANG AYAM: Empat pemuda para pelaku industri kreatif dari komunitas "Project Anget" Mojokerto menggelar aksi simpatik di depan Alun-alun Mojokerto, Minggu 25 Juli 2021. Foto: Karin
JATIMNET.COM, Mojokerto - Empat pemuda para pelaku industri kreatif dari komunitas "Project Anget" Mojokerto menggelar aksi simpatik di depan Alun-alun Mojokerto. Aksi yang dilakukannya adalah dengan mengelar teatrikal, mengusung tema "Harapan PPKM Usai", Minggu 25 Juli 2021.
Teatrikal yang dilakukannya adalah dengan menyajikan seorang seniman dikurung dalam sangkar ayam yang ditutupi kain hitam. Seolah-olah mengisahkan penderitaan masyarakat yang terkungkung dalam beraktivitas, hingga berdagang mencari nafkah.
Mereka juga meneriaki "Gelap.. gelap... gelap" diibaratkan masyarakat terkena dampak dari pemadaman Penerangan Jalan Umum (PJU) akibat penerapan PPKM Darurat dan PPKM Level 3 dan Level 4.
Salah seorang koordinator aksi, Bagus Pamugkas mengungkapkan, aksi yang digelar dengan mengusung tema "Harapan PPKM Usai" itu mengekspresikan tentang harapan mereka terhadap pemerintah. Terbaru, Presiden Joko Widodo telah memperpanjang kembali PPKM Level 4 itu hingga 2 Agustus 2021.
Baca Juga: Dampak PPKM, Wisata Berada di Titik Nol, Masyarakat Parekraf Mojokerto Kibarkan Bendera Putih
"Teater ini dilakukan sesuai tema "Harapan PPKM Usai", udah Stoplah, PPKM udahlah. Masih ada cara lain yang manusiawi," kata Bagus Pamungkas usai melakonkan rakyat jelata yang kelaparan di tengah pemberlakuan PPKM Darurat dan PPKM Level 3 dan Level 4.
Dia menilai Kebijakan pemerintah dalam pemberlakukan PPKM untuk menangani sebaran Covid-19 sangat berdampak di tengah-tengah masyarakat. Terutama masalah ekonomi, seperti banyak masyarakat seperti merasa kelaparan.
Karena, masih kata Bagus, para pedagang yang biasanya buka sampai malam, pendapatan menjadi berkurang. Sebab, banyak kegiatan dibatasi, waktu berdagang juga juga. Mengingat adanya surat edaran dan pelaksanaan PPKM yang menjadi program pemerintah dalam penganan sebaran Covid-19.
"Apa yang kita lakukan hari ini adalah bentuk dari kemarin-kemarin, ibaratnya masyarakat mengalami kesakitan dan aparat berjaga maupun pejabat juga mengalami kesakitan," cetusnya.
Baca Juga: Operasi PPKM, Polres Mojokerto Lakukan Humanis Borong Nasi Goreng ke Pedagang Terdampak
"Kita rela dikurung (PPKM) demi apa, yakni demi pandemi cepat kelar. Akan tetapi dalam artian ternyata kebijakan-kebijakan dari pejabat sendiri kadang membuat kita kelaparan. Dari orang-orang seni ya, dalam tanda kutip kita sepi panggung, dan berkarya. Namun itu kebijakan demi kebaikan bersama," imbuhnya.
Sekadar informasi, sebelumnya mereka telah melakukan aksi sosial kepedulian dengan membagikan bantuan sosial berupa makanan untuk warga menjalani Isolasi Mandiri (Isoman) dan aparat yang berjaga saat penerapan PPKM Darurat setiap hari sejak tanggal 16 Juli 2021. Dana bantuan sosial mereka galang dari patungan bersama, dan juga donasi melalui media sosial yang sudah terkumpul mencapai nominal Rp 17 juta.
"Kenapa kita pakai di akhir karena itu tadi, kita memang berharap tidak ada perpanjangan PPKM. Karena kita sudah sakit, dan yang menurut kita kebijakan itu belum bisa berpihak pada pengiat seni. Sama sekali tidak ada pemasukan, mengandalkan dengan saling tolong menolong antar pekerja seni," memungkasi.