Logo

Tol Tengah Kota Surabaya Masuk Daftar Perpres, Anggaran Rp 6 Triliun

Reporter:,Editor:

Jumat, 27 December 2019 03:40 UTC

Tol Tengah Kota Surabaya Masuk Daftar Perpres, Anggaran Rp 6 Triliun

TOL TENGAH KOTA: Ilustrasi tol tengah kota di Surabaya hingga Sidoarjo. Ilustrasi: Gilas Audi

JATIMNET.COM, Surabaya - Jalan tol Waru (Aloha)-Wonokromo-Tanjung Perak atau yang lebih dikenal jalan tol tengah kota sudah masuk tertuang di dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 80 Tahun 2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi di Jawa Timur.

Dalam Perpres itu tertuang bahwa pembangunan jalan tol akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 6,491 trilliun. Dengan skema pembiayaan yang digunakan adalah Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Munculnya proyek jalan tol tengah Kota Surabaya ini bukan yang pertama. Tahun 2013, proyek tersebut pernah masuk dalam Proyek Strategis Nasional.

Namun tidak pernah terealisasikan. Informasi yang dikumpulkan Jatimnet.com, pembangunan jalan tol sepanjang 18,20 kilometer tersebut ditentang oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan tidak memasukkannya dalam Raperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surabaya.

BACA JUGA: Pembangunan Flyover Sidoarjo Dibahas Tahun Depan

Alasannya, kebutuhan jalan tol sudah dapat dipenuhi oleh jalan tol yang ada dan jalan bebas hambatan lingkar luar barat serta jalan lingkar luar timur. Padahal saat itu proyek ini sudah terbentuk badan usaha yang 55 persennya dimiliki PT Jasa Marga Tbk dan sisanya swasta.

Mengenai hal itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengaku belum membahasnya secara mikro semua proyek yang ada di dalam Perpres 80 Tahun 2019. Termasuk tol tengah kota Surabaya. "Jadi yang kami lakukan yakni pemetaan dulu," ujar Emil, Kamis Desember 2019.

Pemprov memang masih memilah dan dampak kewilayahan di semua proyek yang tertuang dalam Perpres 80 Tahun 2019. Maklum jumlah perencanaan pembangunan yang cukup banyak, yakni sebanyak 218 titik.

"Saya belum bisa komentar satu per satu proyek. Kami ingin lihat konteks kewilayahannya seperti kata bu gubernur tad, kami akan bangun satu sistem kewilayahan temanya bukan dilihat satu proyek per proyek. Tapi bagaimana itu ada kaitannya dengan pengembangan ekonomi," tegasnya.

Misalmya untuk pembangunan di wilayah Gerbangkertosusilo, kosentrasi pembangunan tidak hanya di Surabaya dan sekitarnya. Tetapi juga bisa mendukung pengembangan ekonomi di Bangkalan dan jalur Pantai Utara seperti Lamongan. 

Emil berharap semuanya bisa terkoneksi dengan metropolitan yang lebih efektif. "Karena 50 persen wilayah ekonomi ada di Surabaya dan skitarnya, maka kami pastikan daya saing terus bersaing," tandasnya.