Logo

Tingginya Investasi di Jatim Diharapkan Kurangi Pengangguran

Reporter:,Editor:

Sabtu, 17 April 2021 01:40 UTC

Tingginya Investasi di Jatim Diharapkan Kurangi Pengangguran

BONGKAR MUAT. Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Foto: Pelindo III

JATIMNET.COM, Surabaya – Anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Jatim Kuswanto menilai investasi yang masuk ke Jawa Timur terbilang cukup bagus. Menurutnya, ini menunjukkan situasi ekonomi, sosial, politik, dan keamanan yang baik selama beberapa tahun terakhir. 

"Ini tidak lepas dari kemampuan kerja yang luar biasa dari Bu Khofifah dan Pak Emil di tengah pandemi masih bisa memberi garansi bahwa Jatim ini layak investasi," ujar Kuswanto, Jumat, 16 April 2021. 

Menurutnya, tahun 2020, investasi Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat Rp22,6 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp55,7 triliun. 

Jumlah itu menempatkan Jawa Timur pada peringkat ketiga dengan pertumbuhan tertinggi 33,8 persen dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan investasi nasional yang hanya 2,1 persen. 

BACA JUGA: Investasi di Jawa Timur Tahun 2020 Tertinggi Nasional

Sementara sejumlah negara tetangga juga masih percaya dengan Jatim untuk menanamkan modalnya. Singapura masih menjadi negara tertinggi yang menanamkan investasinya dengan 43,2 persen atau Rp9,8 triliun. 

Disusul Jepang 20,4 persen sebesar Rp4,6 triliun, dan Korea Selatan 2,2 persen atau Rp2,2 triliun. Sisanya Amerika Serikat 5 persen atau Rp1,1 triliun, kemudian Cina, Hongkong 7,5 persen atau Rp1,7 triliun, dan negara-negara lain Rp3,3 triliun.

"Ini agar masyarakat perlu paham negara mana saja yang berinvestor dan sekaligus agar bisa dipahami bahwa Jatim ini investasi luar negeri bagus," katanya.

Sekadar diketahui, investasi dari PMDN Jawa Timur tertinggi, yaitu sebesar Rp55,7 triliun. Diikuti Jawa Barat Rp51,4 triliun dan DKI Jakarta Rp43 triliun. 

Kuswanto mengakui dari data perkembangan investasi di Jawa Timur, memang belum bisa menekan jumlah pengangguran. Namun ini karena banyak faktor yang tidak bisa dihindari Jatim. 

"Hal ini disebabkan adanya krisis ekonomi secara global dan hadirnya pandemi Covid 19, sehingga terbukanya kesempatan kerja dari para investor atau pengusaha baru diikuti munculnya pengangguran baru di Jawa Timur," katanya. 

BACA JUGA: Investasi Jatim Tahun 2020 Meningkat 33,8 Persen

Politikus senior ini mencontohkan sektor lapangan usaha yang mengalami kontraksi adalah industri pengolahan 2,06 persen, perdagangan 5,74 persen, konstruksi 3,28 persen, serta transportasi dan pergudangan 11,16 persen. 

"Dengan data ini kami bisa melihat kalau situasi ini, jika tidak diikuti dengan tingginya investasi di Jawa Timur, dapat dipastikan kemiskinan dan pengangguran akan jauh lebih meningkat," kata dia. 

"Maka dengan masih tingginya investasi di Jatim terutama pasca pandemi perlahan persoalan pengangguran akan tertangani," ujarnya. 

Kuswanto yang juga anggota dalam Panitia Khusus LKPJ itu berharap PMA semakin menyejahterakan masyarakat. 

"Khususnya apabila mengenai industri pemanfaatan SDM mengutamakan WNI dari daerah sekitar lokasi kegiatan usaha sebagaimana amanat Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2019 tentang Penanaman Modal," ujarnya.