Selasa, 11 November 2025 11:39 UTC
Ketua DPW PKB Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar saat diwawancarai usai acara, Selasa, 11 November 2025. Foto: Khaesar
JATIMNET.COM, Surabaya – Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur menggelar acara tasyakuran sebagai wujud rasa syukur atas penetapan tiga tokoh asal Jawa Timur sebagai Pahlawan Nasional. Ketiganya adalah Syaikhona Kholil Bangkalan, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan Marsinah.
Ketua DPW PKB Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar, mengatakan tasyakuran ini menjadi bentuk penghormatan terhadap para tokoh yang telah berjuang demi kemanusiaan, keadilan, dan keberpihakan pada rakyat kecil.
“Syukur ke hadirat Allah SWT atas penganugerahan gelar pahlawan nasional untuk Syaikhona Kholil Bangkalan. Beliau adalah guru besar para kiai di Indonesia, termasuk Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari, KH Bisri Sansuri, dan KH Wahab Hasbullah. Beliau sangat layak mendapat gelar pahlawan nasional,” ujar Halim seusai tasyakuran dan doa bersama di Hotel Vasa Surabaya, Selasa, 11 November 2025.
BACA: Golkar Sumenep Beri Apresiasi Ditetapkannya 10 Tokoh jadi Pahlawan Nasional
Selain Syaikhona Kholil dan Gus Dur, Halim juga menyoroti sosok Marsinah sebagai ikon perjuangan buruh Indonesia. Ia menyebut, keberanian Marsinah dalam memperjuangkan hak-hak pekerja menjadi inspirasi penting bagi generasi muda.
“Banyak anak muda mungkin belum mengenal Marsinah. Beliau adalah buruh yang memimpin aksi menuntut kenaikan upah pada tahun 1993. Karena keberaniannya menentang ketidakadilan, beliau mendapat perlakuan kejam hingga meninggal dunia. Kini perjuangannya diakui negara dengan gelar pahlawan nasional. Makamnya berada di Nganjuk,” tutur Halim.
Dalam acara tersebut, PKB Jatim juga menggelar doa bersama dan pembacaan tahlil sebagai bentuk penghormatan bagi ketiga tokoh pahlawan tersebut. Halim menegaskan bahwa ajaran kemanusiaan yang diwariskan Syaikhona Kholil dan Gus Dur akan terus menjadi ruh perjuangan politik PKB.
BACA: Hari Pahlawan 2025, Bupati Gresik Serahkan 3.022 SK PPPK
“Para kiai besar kita selalu mengajarkan nilai kemanusiaan yang universal. Syaikhona Kholil dan Gus Dur tidak pernah membeda-bedakan manusia dari agama, warna kulit, atau profesinya. Semua manusia memiliki martabat yang harus dijaga,” tegasnya.
Menanggapi adanya klaim partai lain terkait pengusulan gelar pahlawan, Halim menilai hal itu tidak perlu menjadi polemik. “Bagi kami, yang terpenting adalah hari ini mereka telah resmi menjadi pahlawan nasional. Kita wajib bersyukur dan meneladani perjuangan mereka,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Halim juga mengingatkan bahwa sebagian cita-cita Gus Dur belum sepenuhnya terwujud, terutama dalam memperjuangkan kesejahteraan buruh dan perlindungan hak asasi manusia. Salah satu isu yang masih relevan, menurutnya, adalah penghapusan sistem kerja outsourcing.
BACA: Pemkab Sampang Gelar Upacara Hari Pahlawan, Ajak Masyarakat Kenang Jasa Pahlawan
“Kami akan terus memperjuangkan nasib para pekerja. Harapannya, sistem outsourcing bisa dihapus karena pekerja membutuhkan kepastian dan keadilan,” tegasnya.
Halim menambahkan, semangat perjuangan Gus Dur tetap menjadi pedoman politik PKB yang berlandaskan prinsip khifzh al-nafs (menjaga jiwa), khifzh al-mal (menjaga harta), dan khifzh al-nasl (menjaga keturunan). Semua nilai tersebut, katanya, berpihak pada kemanusiaan dan kesejahteraan rakyat.
“Perjuangan kemanusiaan tidak akan pernah berhenti. Seperti halnya perjuangan di bidang pendidikan dan sosial, semuanya harus terus kita lanjutkan demi keadilan dan kesejahteraan bersama,” pungkas Halim.
