Selasa, 24 March 2020 07:22 UTC
Salah satu penumpang saat turun dari kapal di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Foto diambil pada Juni 2019. Foto: Ahmad Suudi.
JATIMNET.COM, Surabaya – Tidak semua pemudik dari Pulau Bali menerima penyemprotan cairan disinfektan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi sebelum memasuki Pulau Jawa.
Hal itu diungkapkan Anggota Komisi VI DPR RI Sonny T Danaparamita melalui surat terbuka kepada General Manager (GM) PT ASDP Indonesia Ferry, Ketapang Banyuwangi, Selasa 24 Maret 2020.
Dalam surat itu dia mengatakan kondisi pelabuhan tidak seperti yang dijanjikan otoritas pelabuhan, yang akan memberlakukan penyemprotan disinfektan untuk semua penumpang yang baru menyeberang dari Bali.
Surat itu muncul setelah sebelumnya seorang penumpang bersaksi tidak menerima layanan penyemprotan cairan pembunuh virus saat menyeberang pada pukul 01.30 WIB.
BACA JUGA: Penyeberangan Banyuwangi-Sumenep Ditutup, Hindari Penyebaran Covid-19
“Yang bersangkutan tidak menerima arahan atau kewajiban melakukan proses penyemprotan disinfektan atau hal-hal lain terkait pencegahan penyebaran virus corona,” bunyi bagian surat terbuka Sonny dikutip Jatimnet.
Dia mengusulkan pemeriksaan kesehatan penumpang penyeberangan Selat Bali yang tidak disemprot disinfektan, berdasarkan data manifes penumpang. Dia mengatakan bisa saja penumpang tersebut sehat tanpa gejala, namun sebetulnya membawa virus yang bisa menular ke keluarganya.
BACA JUGA: Virus Corona Tidak Berpengaruh Jumlah Penumpang di Bandara Banyuwangi
“Bukan hanya sekarang melanjutkan penyemprotan lalu sudah, yang tidak disemprot kemarin harus diperiksa kesehatannya,” kata Sonny saat dikonfirmasi lewat panggilan telepon.
Sementara itu, GM PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang, Fahmi Alweni mengakui pelayanan penyemprotan cairan disinfektan pada penumpang yang turun dari kapal sempat terhenti. Dia mengatakan kurangnya cairan disinfektan dan sumber daya manusia (SDM) menyebabkan pelaksanaannya tidak maksimal.
Dia mengatakan sebelumnya juga telah menyemprotkan ciaran disinfektan pada benda-benda di pelabuhan yang mudah terpegang orang. Kini cairan disinfektan dikatakannya habis dan kesulitan untuk mendapatkannya.
BACA JUGA: Bandara dan Pelabuhan Banyuwangi Disemprot Disinfektan
“Itu (cairan disinfektan) sangat terbatas. Kami juga sudah berkoordinasi dengan BNPB, dan di sini (kami) hanya berdua, dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP),” kata Fahmi.
Diberitakan sebelumnya bahwa Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas telah mengambil langkah menyemprotkan cairan disinfektan pada semua orang dari Bali yang baru menyeberang ke Pulau Jawa.
Pelaksanaannya juga melibatkan Dinas Kesehatan Banyuwangi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kota setempat, selain pengelola pelabuhan dan KKP.
Namun kekinian terungkap tidak semua penumpang disemprot. Sebagaimana yang tertulis dalam surat terbuka anggota Komisi VI DPR RI Sonny T Danaparamita. Penyemprotan tidak berlangsung selama 24 jam seperti yang dijanjikan karena kekurangan cairan disinfektan dan SDM.