Logo

Tidak Ditahan, ini Cerita Tersangka Kasus Bjorka asal Madiun

Reporter:

Minggu, 18 September 2022 23:40 UTC

Tidak Ditahan, ini Cerita Tersangka Kasus Bjorka asal Madiun

Ilustrasi hacker Bjorka (Unsplash/Kevin Ku)

JATIMNET.COM, Madiun – Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Mabes Polri tidak menahan Muhammad Agung Hidayatullah (MAH), 21, tersangka dalam kasus hacker Bjorka. Sebab, pemuda ini dinilai kooperatif dalam pemerikaan oleh polisi.

Setelah diamankan sejak Rabu, 14 September 2022, pemuda ini telah kembali pulang di Dusun Mawatsari, Desa Banjarsari Kulon, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun pada Jumat, 16 September 2022. Namun, dia wajib lapor setiap Senin dan Kamis di Mapolres Madiun.

Keterlibatan Agung dalam kasus ini karena membantu menyebarkan unggahan Bjorka melalui akun Telegram Bjorkanism yang dibuat dan dikelolanya.

BACA JUGA : Sempat Pulang, Tersangka Hacker Bjorka Dibawa Lagi ke Mabes Polri

Ia lantas menceritakan awal perkenalannya dengan Bjorka. Sejak beberapa waktu terakhir, Agung mulai tertarik dengan Bjorka karena mengkritik pemerintah Indonesia melalui postingannya. Salah satunya tentang kebocoran data indihome.

“Tahunya dari channel Telegram. Terus saya coba search, ternyata ada link grup privatnya,” ujar dia ditemui di kediamannya, Minggu, 18 September 2022. Seluruh aktivitas di dunia maya itu dilakukan Agung menggunakan smartphone.

Agung yang penasaran lantas berupaya lantas masuk ke grup privat Telegram Bjorka. Ia semakin tertarik karena informasi yang disampaikan Bjorka dalam grup tertutup itu sensasional. “Dia (Bjorka) memberi tahu dulu di grup (privat) tentang apa yang akan diposting sebelum membocorkan data,” ucap Agung.

Mengetahui informasi itu, pemuda ini iseng meneruskan informasi dari grup privat Telegram Bjorka ke akun Bjorkanism yang dikelolanya. “Saya iseng membuat channel yang menyerupai Bjorka dengan copas (copy paste) kata-kata dia di grup privat. Saya nge-fans (dengan Bjorka),” ujarnya.

Adapun pernyataan Bjorka yang disalin dan ditautkan di Bjorkanism ada tiga pada waktu yang berbeda. Pertama pada 8 Setember 2022, ia mengunggah kalimat “Stop Being Idiot”. Kemudian pada 9 September, MAH mengunggah “the next leaks will come from the President of Indonesia”. 

Lalu unggahan ketiga pada 10 September, ia mengunggah “to support people who are struggiling by holding demonstration in Indonesia regarding the price fuel oil. I will publish MyPertamina database soon.”

BACA JUGA : Diduga Bjorka, Pemuda di Madiun Diamankan Polisi

Postingan Agung di akun Bjorkanism menarik perhatian netizen. Dalam sekejap, ia melanjutkan, followers atau pengikut akun Telegram yang dikelola pemuda ini mencapai sekitar 60 ribu. “Ternyata jadi ramai,” ucap anak kedua dari tiga bersaudara itu.

Postingan di Bjorkanism akhirnya dibahas di grup privat Bjorka. “Di-mention di grup, (Bjorka bertanya) yang pegang channel ini siapa?, pakai bahasa Inggris. Saya kasih DM (Direct Message) dan uang 100 Dollar bentuknya bitcoin,” ujar Agung menirukan pernyataan tertulis Bjorka.

Ia merasa terpanggil. Lantas, mengirimkan pesan langsung kepada Bjorka. “Sempat DM-an dan dia (Bjorka) minta E-Wallet  (dompet digital). Saya sudah dapat uangnya (dengan jumlah) Rp 1,4 – 1,5 juta,” ungkap Agung.

“Uangnya sudah habis (digunakan). “Seingat saya, uang saya terima tanggal 10 September ini,”ungkap lulusan madrasah aliyah tahun 2020 itu.

Kemudian, pada Selasa, 13 September 2022, Agung didatangi seorang pria yang mengaku dari Korem (Komando Resor Militer). Pertemuan itu berlangsung di lapak minumen teh waralaba tempat kerja Agung di kawasan Pasar Dagangan, Kabupaten Madiun.

BACA JUGA : Data Nasabah Bank Jatim Diduga Bocor

Pria tak dikenal itu menyatakan hendak membeli handphone milik Agung. Namun, transaksi tidak berhasil karena Agung tidak bersedia menjual telefon selulernya. Meski demikian, keduanya saling bertukar nomor WhatsApp.

Percakapan terus berlangsung melalui chat di WhatsApp. Pria yang mengaku dari Korem itu bersedia membeli HP milik Agung dengan harga Rp 5 juta. Padahal, harga barunya sekitar Rp 3,5 juta. “Sebernanya saya tidak mau, karena diancam mau dibawa ke polisi akhirnya saya mau,” ungkap Agung.

Proses serah terima itu HP itu akhirnya berlangsung pada Rabu keesokan harinya. Menerima uang Rp 5 juta, Agung langsung membeli smartphone baru dengan harga hampir Rp 5 juta. Pada sore harinya, Agung ditangkap dan dibawa ke Mabes Polri.

“Di Jakarta saya dimintai pertanggungjawaban tentang HP (pertama yang dibeli pria yang mengaku dari Korem). Kemudian, HP yang baru beli juga disita,” ujar Agung.