Senin, 28 October 2019 12:54 UTC
Kapolres Jember, AKBP Alfian Nurrizal. Foto: Faizin Adi.
JATIMNET.COM, Jember – Polisi butuh waktu satu hari mengungkap teka-teki penyebab kematian perempuan yang perutnya tertusuk sebilah pisau di Dusun/Desa Kawangrejo, Kecamatan Mumbulsari, Jember.
Sempat muncul beberapa kemungkinan, termasuk bunuh diri atau dibunuh orang. Polisi kemudian meyakini bahwa korban bernama Fania (26 tahun) dibunuh suaminya, Rendi Setiawan (28 tahun).
“Pelaku sempat membuat beberapa alibi. Tetapi setelah diperiksa secara maraton, terungkap beberapa kejanggalan atau kebohongan yang dibuat pelaku, hingga mengakui sebagai pembunuhnya,” kata Kapolres Jember, AKBP Alfain Nurrizal saat jumpa pers di Mapolres Jember Senin 28 Oktober 2019, pagi.
Warga Perumahan Karyawan PTPN XII, di Dusun/Desa Kawangrejo, Kecamatan Mumbulsari, Jember, pada Minggu 27 Oktober 2019 dikejutkan temuan mayat. Salah satu warganya, Fania, ditemukan tewas dengan perut tertembus pisau sedalam sekitar 30 cm. Pisau itu tertancap mulai ujung hingga mendekati gagangnya.
BACA JUGA: Pembunuhan Diumumkan Usai Azan Subuh di Masjid, Pelaku Menyerah ke Polisi
Korban pertama kali ditemukan dua kerabatnya, yakni Frenda yang merupakan adik ipar korban dan Suhartatik (bibi korban). Keduanya datang sekitar pukul 07.45 WIB atas permintaan suami korban.
“Pelaku sengaja membuat beberapa alibi, salah satunya meminta dua saksi datang ke rumah untuk membawakan obat. Saat itu, pelaku beralasan berada di luar rumah, yakni pergi ke apotek untuk mencari obat yang dibutuhkan korban,” ujar Alfian.
Kedua perempuan itu histeris mendapati kerabatnya, Fania, perutnya tertembus pisau. Teriakan keras dua perempuan itu membuat para tetangga berdatangan. Polisi yang mendapat laporan, segera melakukan olah TKP dan memeriksa tiga saksi.
Kecurigaan polisi mulai mengarah ke suami korban, setelah beberapa alibi yang dibuatnya janggal. “Suami korban beralasan pergi ke apotek. Tetapi tidak ada satupun pegawai apotek yang bertemu pelaku,” papar Alfian.
BACA JUGA: Terkuak, Pemuda Jember Bunuh Lansia Lantaran Tak Diberi Uang
Posisi suami korban makin terdesak setelah alibinya patah. Kejanggalan lain yang makin menguatkan kecurigaan polisi adalah soal kunci rumah. Kunci rumah satu-satunya hanya dimiliki suami korban.
Polisi menegaskan tidak menemukan tanda-tanda kerusakan pada pintu maupun jendela. “Alibi pembunuhan dilakukan orang luar terpatahkan,” mantan Kapolres Probolinggo Kota ini melanjutkan.
Kedua saksi juga leluasa masuk rumah lantaran kunci rumah ditaruh pelaku di sepeda motornya. Suami korban tak bisa berkelit. Cekcok dan masalah ekonomi pada pasangan muda itu yang menjadi motif pembunuhan.
“Pelaku mengaku tersinggung karena merasa tidak dihargai istrinya. Dengan spontan pisau ditusukkan ke perut sebelah kiri korban. Kemudian pada pukul 03:00 WIB, pelaku keluar rumah, dan pada pagi harinya menghubungi dua saksi,” pungkas Alfian.