Minggu, 23 June 2019 15:07 UTC
Ilustrasi depresi. Foto: pixabay
JATIMNET.COM, Surabaya – Menuntut anak harus bisa masuk sekolah favorit ternyata bisa membuatnya depresi karena merasa tertekan dengan tuntutan orang tua tersebut.
Mengutip Suara.com, DR. Dr Margarita Maria Maramis, SpKJ (K) dari RSUD Dr Soetomo, Surabaya mengatakan, trauma akibat tekanan memilih sekolah favorit memang bisa menyebabkan depresi namun efeknya berbeda bagi setiap individu.
"Ketika anak merasakan trauma dari kecil akibat terlalu banyak dituntut menurut ekspektasi orangtua maka bisa saja anak akan mengalami depresi berat ketika beranjak dewasa,” kata dr Margarita dalam konferensi pers 'Simposium Regional Lundbeck' di Jakarta, Sabtu 22 Juni 2019.
BACA JUGA: Mengonsumsi Wine Bisa Kurangi Risiko Depresi
Menurutnya, kasus depresi remaja biasanya lebih karena putus cinta, dirundung atau urusan sekolah.
Karenanya, kata dia, setiap anak yang mengalami trauma seharusnya segera diatasi. Itu sebabnya penting bagi orangtua untuk mendeteksi perubahan perilaku anak yang mengarah pada gejala depresi.
"Sedini mungkin setiap trauma langsung diatasi. Orangtua mampu, oke langsung ke psikiater. Pasien biasanya sampai ke kami karena sudah trauma lama. Biasanya karena tidak segera ditangani atau bahkan orangtua tidak tahu sehingga terus disimpan," imbuhnya.
BACA JUGA: Kemenkes Minta RS Siaga Layani Caleg Depresi Pasca Pemilu
Ketika sudah terlanjur parah, anak yang mengalami depresi bisa menarik diri, diam, bahkan tak bisa produktif seperti anak-anak seusianya.
"Misalnya anak merasa nggak nyaman dari SMP tapi orangtua tidak memahami itu. Sudah kacau baru dibawa ke psikiater. Jadi lebih baik sedini mungkin diobati agar tidak parah," pungkasnya.
