Selasa, 28 April 2020 07:00 UTC
Kampanye jangan buang sampah di Sungai oleh Tim Rewind dan Ecoton
JATIMNET.COM, Surabaya - Tim River Warriors Indonesia, kembali menemukan limbah diduga dibuang oleh sejumlah perusahan di bidang industri di bantaran Sungai Brantas, dengan kandungan mikroplastik.
Dari lima pabrik kertas di Sungai Brantas mulai Gresik, Sidoarjo, hingga Surabaya, sampel yang diambil menunjukkan kandungan mikroplastik.
"Selain pabrik kertas kami juga menemukan pabrik-pabrik pencucian dan pencacahan plastik di wilayah Sidoarjo," ujar kapten River Warriors Indonesia (REWIND) Thara Bening Sandrina dalam keterangan tertulisnya, Selasa 28 April 2020.
BACA JUGA: Siswa Ponorogo Sulap Limbah Ampas Jadi Biofoam
Thara tak heran dengan temuan tersebut. Pasalnya, 20 persen kandungan kertas terdiri dari sampah plastik. Karena itu pabrik kertas yang membuang limbah di sepanjang Kali Surabaya, anak Sungai Brantas, menjadi penyumbang signifikan mikroplastik
Ia pun meminta kesadaran industri untuk mengolah limbah cairnya agar tidak dibuang sembarangan. Dengan begitu polutan mikroplastik yang terikut air limbah tidak terlalu banyak.
"Dalam bahan baku kertas masih ada impuritas atau kotoran berupa plastik yang ikut dalam proses pembuatan bubur kertas, sehingga kotoran plastik seperti solasi, laminasi dan bungkus plastik tercampur dan terlepas melalui air limbah," katanya.
BACA JUGA: DLH Jatim Akui Ada Limbah Medis Dibuang di Bekas Tambang Pasir
Pihaknya juga mendorong pengelola Kali Surabaya seperti Jasa Tirta I Malang, Balai Besar Wilayah Sungai Brantas dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, untuk melakukan pemantauan dan pengendalian pencemaran. Mengingat air Kali Surabaya adalah bahan baku air minum.
Sementara anggota REWIND Sofi Azilan Aini mengatakan, ancaman kesehatan manusia akibat kontaminasi mikroplastik dalam air sungai, yang masuk dalam tubuh manusia akan mengganggu metabolisme tubuh. Selain itu juga dapat merusak sistem kekebalan tubuh dan sistem reproduksi.
"Ukuran mikroplastik yang kecil dan bersifat hidrofobik, sehingga mikroplastik mudah mengikat polutan di air dan senyawa kimia berbahaya dalam air seperti pestisida, detergen, logam berat dan senyawa pengganggu hormon. Jika masuk dalam tubuh dengan intensitas tinggi maka bisa dipastikan akan ganggu kesehatan manusia," kata Sofi yang juga mahasiswa Universitas NU Surabaya tersebut.
BACA JUGA: Perusahaan Pengelola Limbah B3 Tak Ditindak, Ecoton: Preseden Buruk Penegakan Hukum Lingkungan
Uji sampel limbah yang dilakukan Tim Rewind disejumlah titik di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas ini sebagai langkah tindak lanjut penelitian yang dilakukan oleh lembaga kajian ekologi dan konservasi lahan basah (ecoton).
"Kami juga mengetahui dari penelitian ecoton yang menyebutkan bahwa 11 pabrik kertas di sepanjang Kali Brantas termasuk kali Surabaya air limbahnya mengandung mikroplastik," kata anggota REWIND lainnya Aeshninna Azzahra.