Jumat, 03 October 2025 08:39 UTC
Tim gabungan dari BPBD dan Dinsos Kabupaten Sumenep meninjau bangunan rumah milik warga di Kecamatan Talango yang rusak akibat gempa. Foto: BPBD Sumenep.
JATIMNET.COM, Sumenep - Pemkab Sumenep mulai menyalurkan bantuan tanggap darurat bagi korban gempa berkekuatan 6,5 skala richter (SR) yang mengguncang Bumi Sumekar pada Selasa, 30 September 2025, sekitar pukul 23.49 WIB.
Kepala BPBD Sumenep Ahmad Laili, menjelaskan penyaluran bantuan sudah dilakukan sejak Rabu, 1 Oktober 2025, atau sehari setelah gempa terjadi.
“Penyaluran bantuan tanggap darurat dilakukan secara bertahap untuk memastikan seluruh korban terdampak dapat menerima bantuan,” ujarnya, Jumat, 3 Oktober 2025.
BACA: Dilanda Gempa, Ratusan Bangunan di Sumenep Rusak dan Tiga Orang Luka
Laili menambahkan, bantuan yang diberikan Pemkab Sumenep bersifat sementara untuk memenuhi kebutuhan mendesak korban dalam beberapa hari ke depan.
“Kami memastikan tidak ada satu pun warga terdampak yang terlewat. Ini bentuk komitmen pemerintah hadir memberikan penguatan dan rasa aman bagi masyarakat,” tegas Laili.
Untuk mempercepat penanganan, Pemkab Sumenep mengerahkan tujuh tim gabungan yang terdiri atas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial (Dinsos), dan Baznas. Tim dipimpin langsung oleh Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep, Ferdiansyah Tetrajaya.
BACA: Jawa Timur Dilanda Gempa Magnitudo 6,5, Pusat Gempa Tenggara Sumenep
Tim gabungan itu diterjunkan ke sejumlah wilayah terdampak gempa, yakni Kecamatan Gayam, Saronggi, Nonggunong, dan Talango. Penyaluran bantuan juga mendapat dukungan dari aparat kepolisian serta TNI.
Bantuan yang disalurkan berupa kebutuhan pokok harian, seperti makanan siap saji, selimut, dan matras. Selain itu, tim BPBD juga melakukan pendataan terhadap jumlah bangunan yang mengalami kerusakan.
BACA: Tangis Haru Iringi Pemakaman Naufal Sang Atlet Gimnastik Kebanggan Indonesia
Berdasarkan data BPBD Sumenep, terdapat 316 bangunan rusak akibat gempa, terdiri atas rumah, masjid, musala, sekolah, dan puskesmas. Kerusakan paling parah terjadi di Kecamatan Gayam, dengan 114 rumah, 6 masjid, 1 musala, 1 sekolah, serta 1 puskesmas terdampak.
Di Kecamatan Nonggunong, tercatat 16 rumah, 2 masjid, 1 musala, dan 1 sekolah mengalami kerusakan. Sementara itu, Kecamatan Talango dan wilayah lain juga melaporkan adanya bangunan rusak. (*)