Rabu, 01 May 2019 06:41 UTC
GEMAR MENARBUNG. Sejumlah anak-anak sekolah membuka tabungan yang digagas Kades Bringinan kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo dalam kampanye gemar menabung. Foto: Gayuh Satria.
JATIMNET.COM, Ponorogo – Kepala Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, Barno melakukan terobosan dengan memberikan kotak tabungan untuk semua anak usia sekolah. Langkah ini untuk menanamkan jiwa menabung utamanya uang receh untuk anak-anak sekolah didesanya.
Kotak berukuran 10 x 10 x 30 cm ini dibagikan setelah hari raya Idul Fitri dan kemudian akan dibuka kembali menjelang hari raya. Sampai saat ini ada lebih dari 500 kotak tabungan yang telah tesebar ke seluruh anak di desanya.
“Bahkan sekarang warga dari luar desa juga ikut mendaftar untuk mendapat kotak tabungan dari desa kami, ada sekitar tujuh desa di tujuh kecamatan yang ikut,” kata Kepala Desa Bringinan Barno, Rabu 1 Mei 2019.
Kegiatan menabung ini ia awali pada tahun 2014 ketika baru menjabat kepala desa. Dia melihat banyak anak-anak di desanya yang tidak memiliki tabungan dan lebih banyak uang sakunya dihabiskan untuk membeli jajanan.
BACA JUGA: "Metik" Padi dan Wujud Syukur Petani Ponorogo
“Bahkan saya dulu membayar SPP menggunakan uang receh hasil menabung,” kenang Barno menceritakan saat masih sekolah.
Memasuki tahun 2015, semakin banyak kotak tabungan yang mulai disebar ke seluruh anak di desanya. Hingga memasuki tahun 2016 mulailah dilakukan kegiatan membuka tabungan masal yang dilakukan di Rumah Baca Desa Bringinan.
Saat acara membuka tabungan masal pada 2016, jumlah uang tabungan seluruh anak hanya mencapai Rp 21 juta. Satu tahun berselang atau pada 2017, yang yang terkumpul mencapai Rp 54 juta.

UANG KOIN. Anak-anak diminta menyayangi uang pecahan paling kecil untuk ditabung. Foto: Gayu Satria.
“Puncaknya pada tahun 2018 kemarin, total semua tabungan yang dibuka mencpai Rp 120 juta lebih,” imbuhnya.
Hal ini membuat Barno merasa was-was, karena di dalam tabungan justru banyak uang pecahan puluhan ribu sampai pecahan uang tertinggi Rp 100.000. Sehingga pada tahun ini ia membuat kebijakan, uang tabungan yang dihitung di bawah Rp 2.000, untuk uang di atas Rp 2.000, langsung dikembalikan kepada orang tua masing-masing.
“Saya buat aturan seperti itu agar anak-anak ini bisa menghargai semua uang, utamanya untuk pecahan uang terkecil sekalipun,” ungkapnya.
BACA JUGA: Menikmati Keindahan Telaga Ngebel dari Puncak
Metode ini membuat anak-anak tidak merasa minder membuka kotak tabungan, meski tabungannya sedikit. Selain itu ada bentuk support dari pemerintah dengan memperebutkan trofi dari bupati dan kapolres.
“Ada kategori uang dengan pecahan Rp 100 terbanyak, meskipun tabungan sedikit tapi bisa saja mendapat trofi dari Bupati Ponorogo,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu peserta Najwa Aulia (6) mulai menabung sejak tahun lalu, waktu mulai bersekolah di taman kanak-kanak. Ia selalu menyisihkan uang sakunya untuk dimasukkan ke dalam kotak tabungan usai pulang sekolah.
“Rencananya mau dibelikan tas, karena setelah ini mau masuk SD, dan baju lebaran,” katanya.