Logo

Tambang Galian C di Seketi Mojokerto Akhirnya Stop Operasi

Sempat Berulangkali di-Demo Warga
Reporter:,Editor:

Jumat, 08 July 2022 05:40 UTC

Tambang Galian C di Seketi Mojokerto Akhirnya Stop Operasi

Aksi demo warga di Dusun Seketi, Desa Jatidukuh, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto terkait aktivitas galian menemukan titik akhir, Jumat 8 Juli 2022. Foto: Karin

JATIMNET.COM, Mojokerto - Aksi demo warga di Dusun Seketi, Desa Jatidukuh, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto terkait aktivitas galian menemukan titik akhir. Pihak pengelola tambang galian C akhirnya menghentikan aktivitas penambangan.

Sejumlah alat berat dari atas tambang pasir dan sirtu milik Widhi Sulthon Wahyudi itu sudah dikeluarkan dari wilayah Dusun Seketi. Tak ada lagi aktivitas penggalian sumber daya alam (SDA) seperti yang diinginkan warga sekitar.

"Mau bagaimana lagi, kami sanggupi. Sudah sejak Jumat lalu kami hentikan. Ada dua alat berat di wilayah Dusun Seketi yang kami pindahkan ke Dusun Jati. Karena izin kami tidak cuma mencakup wilayah Seketi saja," kata Anton salah satu perwakilan galian, Jumat, 8 Juli 2022.

Meski pihaknya menyanggupi tuntutan warga untuk menghentikan aktivitas penambangan. Anton mengatakan, terkait perbaikan jalan desa, menurutnya, perlu ada pembahasan lebih lanjut.

Baca Juga: Polisi Sebut Pemilik Tambang Punya Izin, Tapi Ada Masalah Jual Beli Lahan Belum Terselesaikan

Pasalnya, jalan utama menuju dan dari Dusun Seketi tersebut berada di bawah wewenang pemerintah daerah atau Pemkab Mojokerto. "Itu perlu dibicarakan lagi. Apalagi waktu musyawarah pemdes hanya mengimbau. Kabarnya warga sudah tahu kalau jalan itu akan dicor sama pemerintah daerah," ujarnya.

Begitupula dengan kompensasi perbaikan empat rumah warga yang dinilai rusak akibat aktivitas tambang. Menurutnya, perlu ada pembuktian jika kerusakan tersebut benar-benar terimbas aktivitas galian. Warga yang rumahnya terdampak bisa melaporkan ke pemerintah desa untuk dilanjutkan dan dikoordinasikan ke pihaknya.

"Kalau karena galian, akan kami perbaiki. Tapi itu perlu dibuktikan, jangan mengada-ada. Rusaknya bukan karena galian, tapi dilaporkan. Yang menentukan rusak karena galian atau tidak, bukan kami maupun desa. Perlu ada ahli teknik sipil yang mungkin bisa membuktikan. Baru nanti dimusyawarahkan," ia membeberkan.

Pihaknya sebagai pengelola galian terus kooperatif untuk menyikapi semua tuntutan warga, agar Dusun Seketi kembali kondusif. "Dimana ada solusi bagaimana baiknya buat kami dan warga juga," ujarnya.

Baca Juga: Ganggu Pertanian, Warga Empat Desa di Probolinggo Tutup Tambang Sirtu

Sementara, Kades Jatidukuh Zainal Arifin mengatakan, keputusan dari pihak pengelola galian untuk menutup galian itu menjadi jawaban polemik yang terjadi di Dusun Seketi yang tak kunjung selesai. Keberadaan galian sirtu tersebut, lanjut Zainal, dinilai memicu keresahan warga atas imbas yang ditimbulkan selama ini.

Mulai dari kerusakan sumber mata air, rusaknya jalan desa, hingga sejumlah rumah warga yang rusak akibat tergerus aktivitas tambang. "Adanya permasalahan atas aktivitas galian C di Dusun Seketi yang tidak kunjung selesai ini kami meminta agar tambang ditutup," ujarnya.

Saat dikonfirmasi terkait kompensasi sejumlah kerusakan lingkungan akibat operasional tambang, ia menyebutkan, hal itu merupakan tanggung jawab pihak pengusaha galian.

Baik kepada warga maupun pemerintah desa. Dimana ada jalan desa dengan panjang sekitar 200 meter persegi × 2,5 meter persegi rusak akibat lalu lalang kendaraan tambang. "Kami sudah berkoordinasi dengan pihak terkait soal kompensasi. Yang jelas untuk galian C di Dusun Seketi kami tutup dulu," ia memungkasi.

Baca Juga: Polisi Gerebek Dua Lokasi Tambang Galian C Ilegal di Gresik

Sebelumnya, ratusan warga Dusun Seketi, Desa Jatidukuh, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto kembali mengelar aksi demo penutupan lokasi galian C. Lantaran, saat demo sebelumnya belum mendapatkan respon.

Massa terlihat menduduki pintu masuk tambang, pada Jumat, 1 Juli 2022 sore. Berharap tidak ada lagi aktivitas galian C di desa mereka yang dianggap menimbulkan banyak dampak kerusakan. Warga menilai, selain merusak jalan, lingkungan dan sumber mata air, keberadaan tambang sirtu di Dusun Seketi ini juga mengancam pemukiman warga.

Kondisi sempat memanas sesaat sebelum adanya keputusan sementara diantara warga dan sang pemilik galian C. Hingga menemukan kesepakatan agar semua alat berat di keluarkan. Ratusan warga akhirnya membubarkan diri dengan bersorak dan berdoa. Bahkan, tak sedikit ibu-ibu yang ikut terlibat dalam aksi tersebut menangis.