Logo

Tambahkan Fitur, ITS dan RSUA Luncurkan RAISA Generasi Terbaru

Reporter:,Editor:

Sabtu, 09 May 2020 03:00 UTC

Tambahkan Fitur, ITS dan RSUA Luncurkan RAISA Generasi Terbaru

RAISA. Prof dr Nasronudin (kiri) dan Prof Mochamad Ashari (kanan) saat menjelaskan fitur tambahan yang ada di kedua robot RAISA generasi terbaru. Foto: Restu

JATIMNET.COM, Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) menambahkan berbagai fitur kepada dua unit Robot Medical Assistant ITS – Airlangga (RAISA). 

Hal itu melanjutkan kolaborasi dalam pengembangan robot generasi terbaru, menggantikan tenaga medis dalam menangani pasien Covid-19, dan resmi diperkenalkan di Gedung Pusat Robotika ITS, Jumat 8 Mei 2020.

Rektor ITS, Prof Dr Ir Mochamad Ashari menjelaskan, dua robot ini masing-masing akan bekerja pada ruang Intensive Care Unit (ICU) dan High Care Unit (HCU). “Robot ini memiliki karakteristik teknis yang disesuaikan dengan kebutuhan pada masing-masing ruangan,” kata Ashari, Jumat 8 Mei 2020.

Ruang ICU berisikan pasien dalam keadaan pasif sampai tidak sadarkan diri. Sehingga RAISA yang bekerja di ruang ICU akan berfokus pada pengamatan dan monitor kondisi vital pasien.

"Sedangkan di ruang HCU, di mana pasien masih bisa berinteraksi dengan robot, RAISA memiliki fitur komunikasi seperti sebelumnya dan fitur tambahan untuk melakukan sensor denyut jantung, infus, dan saturasi oksigen," ia menjelaskan.

BACA JUGA: Emil Jatuh Hati ke RAISA, Robot Pelayan Pasien Corona

Salah satu tim peneliti RAISA, Rudy Dikairono melanjutkan, untuk RAISA ICU fitur kamera yang sebelumnya sudah ada digantikan dengan kamera yang memiliki resolusi lebih tinggi guna memantau kondisi pasien secara langsung. 

Kamera ini memiliki fitur Pan-tilt-zoom (PTZ) yang memungkinkannya untuk berputar 360 derajat seperti kamera surveillance. “Kamera ini kita beli kemudian dimodifikasi penempatan dan kontrolnya agar bisa terhubung ke joystick yang ada di ruang operator,” ia memaparkan.

Sedangkan untuk ruang HCU, RAISA ditambahkan beberapa sensor untuk suhu dan kadar oksigen. Sensor ini sudah menggunakan IoT dan akan dibuatkan database di server, sehingga masing-masing pasien memiliki datanya tersendiri.

Kedua RAISA ini juga memiliki proximity sensor (sensor jarak) yang akan mendeteksi benda yang menghambat atau menghalangi jalannya robot. Jika ada halangan, RAISA akan memberikan peringatan suara dan akan ada juga peringatan di layar monitor operator.

"Sensor ini bisa mendeteksi sampai jarak tiga meter, namun akan berhenti jika hambatan berjarak 50-75 sentimeter,” jelas dosen Teknik Elektro ini.

Selain itu, Rudy dan timnya mengembangkan pintu otomatis yang akan membukakan jalan kepada RAISA. Ruang isolasi terbagi menjadi tiga ruangan yaitu ruang bersih, ruang antara, dan ruang infeksi. Pintu otomatis akan dipasang untuk menghubungkan ruang antara dengan ruang infeksi, di mana pasien dirawat.

“Pintu yang awalnya manual akan dimodifikasi, sehingga pintu bisa dibukakan melalui ruang operator, dan sudah terintegrasi dengan software robot,” ia menguraikan.

Sementara itu, Direktur Utama RSUA Prof dr Nasronudin menyatakan bahwa fitur-fitur tambahan ini sangat membantu para tenaga medis dalam menjalankan tugasnya.

“Dengan adanya fitur ini, diruang ICU kita bisa mengamati denyut jantung, jenis infus, jumlah tetesan infus, produksi urin, dan saturasi oksigen. Di ruang HCU kita juga bisa mengukur suhu pasien, juga bisa berinteraksi dengan pasien,” kata Nasronudin.

Selain itu, dengan adanya RAISA, maka interaksi antara tenaga medis dengan pasien secara langsung akan berkurang sehingga menurunkan risiko tertular Covid-19.

“Selain bisa membantu tenaga medis dalam bekerja, kita juga bisa mengurangi kebutuhan APD yang jumlahnya terbatas, pasien juga bisa lebih banyak beristirahat sehingga mengurangi stress dan mempercepat proses penyembuhan,” ia menambahkan.