Jumat, 26 June 2020 04:30 UTC
SIAP NEW NORMAL. Kabupaten Ponorogo yang berada di zona kuning, pasien Covid-19 bertambah satu orang. Namun, Bupati Ipong Muchlissoni mengaku siap sambut tatanan hidup baru atau new normal. Foto: Gayuh.
JATIMNET.COM, Ponorogo - Wilayah Kabupaten Ponorogo saat ini berada di zona kuning dalam sebaran Sars CoV-2 atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Data terbaru, terdapat penambahan satu pasien perempuan usia 25 tahun asal Kelurahan Kertosari, Kecamatan Ponorogo.
Kominfo Kabupaten Ponorogo mencatat statistik Pasien Covid-19 hingga Kamis malam 25 Juni 2020 menunjukkan total akumulasi pasien Covid-19 sejumlah 39 pasien, dengan 26 pasien telah dinyatakan sembuh, 11 pasien masih isolasi di Rumah sakit, dua sisanya telah meninggal.
Meski demikian, Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni mengaku siap sambut tatanan hidup baru atau new normal di awal 1 Juli 2020 sesuai dengan protokol kesehatan.
Ia optimis bisa menerapkannya, karena dari sejumlah ujicoba yang telah dilakukan di berbagai sektor baik pemerintahan maupun perekonomian sudah mulai berjalan dengan baik.
BACA JUGA: Kesenian Reog Ponorogo Siap HadapiNew Normal di Tengah Pandemi
“Melihat perkembangannya bisa saja new normal diterapkan di Ponorogo, hanya penerapannya tidak langsung serentak, tapi per sektor,” kata Bupati akrab dipanggil Ipong, Jumat 26 Juni 2020.
Mengenai sektor apa saja yang nantinya dijadikan patokan penerapan new normal, Ipong mengaku masih akan merapatkan kembali dengan tim Gugus Tugas Covid-19 di Ponorogo seperti apa mekanisme yang nantinya akan dijalankan.
“Seperti halnya sekarang ini, warung-warung, PKL itu kan kita belum new normal mereka sudah benar-benar normal, jadi mungkin itu salah satu sektornya,” katanya.
Sedangkan untuk penambahan satu orang terkonfirmasi positif Covid-19, lanjut Ipong, si pasien kesehariannya bekerja di Surabaya. Sekitar tiga hari yang lalu baru saja pulang dari Surabaya. "Saat pulang dari Surabaya, mengeluh demam dan batuk kemudian berobat ke RSUD,” ujar Ipong.
BACA JUGA: Jalani Test Swab 22 Kali, Dua Pasien Covid-19 di Ponorogo Sembuh
Ipong pun menyayangkan dengan keputusan warga Kertosari tersebut untuk pulang kampung dalam keadaan sakit dan tidak memilih untuk berobat di Surabaya. Karena hal ini dapat beresiko menularkan kepada orang lain, seperti orang yang dekat dengannya selama perjalanan serta keluarganya di rumah.
Ia menduga hal ini terjadi karena saat ini seluruh RS di kota besar penuh dengan pasien COVID-19. Bahkan beberapa RS terpaksa menutup pelayanan dikarenakan sudah overload, sehingga orang-orang tersebut memilih untuk kembali ke daerah asal ketika mereka mengeluh sakit.
“Tunda dulu kepulangan ke Ponorogo jika tidak ada keperluan yang sangat mendesak. Apalagi jika dalam kondisi sakit, mohon untuk tetap di sana dan berobat sampai sembuh. Mari saling menjaga satu sama lain,” himbau Ipong.
