Sabtu, 03 October 2020 02:40 UTC
TARGET KEMENANAN: DPD Golkar Jatim memastikan partainya telah menargetkan kemenangan di 13 kabupaten/kota yang menggelar Pilkada serentak di wilayah setempat. Ilustrator: Gilas Audi
JATIMNET.COM, Surabaya - Ketua DPD Partai Golkar Jatim M. Sarmuji memastikan partainya telah menargetkan kemenangan di 13 kabupaten/kota yang menggelar Pilkada serentak di wilayah setempat. Hanya ia belum berkenan merinci mana saja diantara 13 daerah tersebut.
"Target kita kemarin sudah verifikasi ulang dari 19 kota Insya Allah kita bisa menang antara 13-14 kabupaten/kota. Tapi tidak mungkin saya sebutkan satu persatu," ujar Sarmuji, Sabtu 3 Oktober 2020.
Sarmuji yang juga anggota DPR-RI itu menilai, ada potensi menang yang cukup besar di 13 kabupaten/kota tersebut. Secara survei elektabilitas cukup mumpuni, dan memiliki jaringan yang kuat.
Dua itu menurutnya menjadi bekal bagus calon kepala daerah bertarung di Pilkada. "Figur juga kuat (calon di 13 kabupaten/kota) partainya kuat," terangnya.
BACA JUGA: AMPG Jatim Bentuk Satgas Covid-19 untuk Pilkada 2020
Pertarungan Pilkada tidak ditampiknya peran figur lebih dominan. Siapa yang diusung sangat mempengaruhi peluang kemenangan. Berbeda dengan Pileg yang masih sosok dan partai.
Kombinasi keduanya dibutuhkan untuk menghasilkan kursi sebanyak-banyaknya di legislatif. "Kalau kita pelajari di tempat-tempat lain, ada yang dukungan dari sisi kursi sedikit tetap bisa memenangkan," ungkapnya.
Tinggal sekarang, kata dia, calon kepala daerah menggenjot mesin politik dalam dua bulan ini. Berat memang, namun itu harus dilakukan, suka atau tidak suka.
Jaringan harus mulai bergerak menyentuh hingga sekitar tempat pemungutan suara (TPS) untuk memastikan bahwa memilih sang calon. "Jaringannya harus banyak benar. Betul-betul menjangkau di sekitar TPS. Itu butuh ribuan saya rasa," tegasnya.
Dengan jaringan yang telah kuat, Sarmuji yakin, mensosialisasikan diri akan mudah. Mobilisasi dukungan pun semakin cepat. Tentu ini bukan pekerjaan mudah mengingat kondisi masih di tengah Covid-19.
"Ini pekerjaan berat. Memobilisasi dukungan itu masalah sendiri di era Covid-19. Kita harus lihat siapa yang potensial tidak datang. Harus di hubungi lagi, hubungi lagi," tandasnya.