Logo

Surabaya Berencana Tambah Ambulans NETSS Khusus Bayi

Per unit butuh dana Rp 1,8-2 miliar.
Reporter:,Editor:

Senin, 13 May 2019 13:58 UTC

Surabaya Berencana Tambah Ambulans NETSS Khusus Bayi

NETSS. Seorang petugas kesehatan memperlihatkan inkubator di dalam ambulans Neonatal Emergency Transport System Surabaya (NETSS). Ambulans khusus beroperasi sejak 3 tahun lalu ini, tercatat baru pertama kali di Indonesia. Ist. NETSS.

JATIMNET.COM, Surabaya – Pemerintah Kota Surabaya berencana menambah ambulans khusus bayi, Neonatal Emergency Transport Sevices System (NETSS), sebanyak lima unit dan ditempatkan di penjuru wilayah kota.

“Ini masih kami kaji dengan pihak-pihak rumah sakit," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Surabaya Yohana Sussie di depan wartawan, Senin 13 Mei 2019.

Saat ini, ada satu unit NETSS yang beroperasi sejak 2017. Keberadaannya, menurut dia, dianggap telah membantu program pengurangan angka kematian bayi per tahun. Sejak 2017, angka kematian bayi di Surabaya relatif turun 0,5-20 persen per tahun.

BACA JUGA: NETSS, Ambulans Khusus Bayi Pertama di Indonesia Asal Surabaya

Tapi, ia melanjutkan, harga per unit NETSS tak murah. Untuk satu unitnya, dibutuhkan dana sekitar Rp 1,8-2 miliar. Biaya itu untuk pengadaan kendaraan dan perlengkapan medis di dalamnya, belum termasuk biaya perawatan dan obat-obatan.

“Ini masih dalam pembahasan karena untuk pengadaannya cukup mahal,” kata dia.

Selain fasilitas dan sarana,  lanjut Sussie, kendala lain terkait belum adanya penambahan NETSS sepanjang tiga tahun terakhir, karena belum ada tim khusus yang bertugas.

"Nah dalam satu unit ini harus ada tim khusus, yakni sopir, dokter, dan perawat. Namun bisa juga dua perawat jika ada tindakan khusus," kata dia.

BACA JUGA: Kera Liar Serang Bayi di Probolinggo

Sussie juga menjelaskan petugas ini harus bisa memahami segala tindakan yang diperlukan. Oleh karena itu, harus ada pengarahan maupun pembinaan khusus untuk tim ambulans NETSS.

Selama tiga tahun terakhir, NETSS, unit ambulans khusus itu telah dipergunakan untuk menangani 43 bayi pada 2017, 30 bayi pada 2018, dan tujuh bayi pada 2019 (per April).

Sedangkan angka kematian bayi di Surabaya selama empat tahun ini, tercatat 282 bayi (6,48 persen) pada 2015, 276 bayi (6.39 persen), pada 2016, 219 bayi (5,16 persen) pada 2017, dan 214 bayi (5,04 persen) pada 2018.