JATIMNET.COM, Yogyakarta – Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke XVII yang berlangsung 25-28 November 2018 yang dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) telah menetapkan ketua umum. 

Dalam proses pemilihan daftar pemilih tetap berjumlah 1.196, yang berlangsung mulai pukul 10.00 WIB hingga 15.00 WIB, dan dilanjutkan dengan perhitungan suara mulai pukul 16.00 WIB – 23.50 WIB. 

Dari hasil pemungutan suara diputuskan bahwa Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022 jatuh ke tangan Sunanto.

Dalam perjalanannya Sunanto harus bersaing dengan enam kandidat. Namun Sunanto mampu meraup suara mayoritas yakni 590 suara, Ahmad Labib 292 suara, Ahmad Fanani 266 suara, Faisal dua suara, Muhammad Sukron dua suara dan Andi Fajar Asti tidak mendapatkan suara. Sedangkan selisih 44 suara dinyatakan tidak sah.

Sunanto mengungkapkan rasa bangganya terpilih serta diamanahkan menjadi Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022. Dirinya merasa perjuangan ke depannya akan semakin berat sehingga diperlukan kerjasama antara kader Muhammadiyah untuk tetap bisa menjaga nilai KeMuhammadiyahan. 

“Syukur Alhamdulillah ini adalah kemenangan bersama saya mohon bimbingannya perjuangan akan berat. Saya berharap semua pihak bekerja sama dengan kami untuk menggerakan nilai-nilai Muhammadiyah," kata Sunanto kepada awak media, Rabu 28 November 2018 malam.

Sunanto yang biasa disapa Cak Nanto juga menyampaikan apa yang telah diperjuangakan pengurus periode 2014-2018, akan terus menjadi prinsip dalam menjalankan organisasi.

Ia juga berjanji kedepannya akan menjadi lebih baik serta menjaga nama baik Muhammadiyah dimata masyarakat.

“Nama Pemuda Muhammadiyah yang ditorehkan Dahnil Anzar Simanjuntk begitu besar prosepeknya. Ke depan harus lebih kuat dan lebih besar," lanjut Cak Nanto.

Disinggung perihal sikap politik Pemuda Muhammadiyah kedepannya, Sunanto menegaskan bahwa Pemuda Muhammadiyah tidak akan melakukan politik praktis.

Pemuda Muhammadiyah di masa kepemimpinanya akan menggerakan kader-kader yang memiliki karir di dunia perpolitikan secara individul untuk terus didorong.

"Pemuda Muhammdiyah tidak akan kami seret ke ranah politik praktis, tapi akan kami gerakkan kader yang memiliki potensi untuk berpolitik,” pungkasnya.