Logo

Sudah Waktunya Bangun Rumah Tahan Gempa

Reporter:

Kamis, 11 October 2018 06:53 UTC

Sudah Waktunya Bangun Rumah Tahan Gempa

Gubernur Jatim Soekarwo (tengah) didampingi Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan dan Pangdam V/ Brawijaya Mayjen Arif Rahman saat meninjau bangunan yang terdampak gempa Selat Madura, di Sumenep, Kamis 11 Oktober 2018. IST.

JATIMNET.COM, Surabaya – Dalam tiga bulan terakhir ini Indonesia dilanda gempa dan tsunami yang menyebabkan korban jiwa. Dimulai pada gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat pada 29 Juli; disusul gempa Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah 28 September; dan terakhir gempa di Selat Madura 11 Oktober.

BACA JUGA : WARGA SURABAYA DAN SIDOARJO RASAKAN GEMPA

Ahli Geologi dari Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya Amin Widodo menyatakan rentetan gempa dalam tiga bulan terakhir ini menunjukkan masyarakat butuh pemahaman kegempaan.

“Memang sudah waktunya ada gempa dan tidak bisa diprediksi (datangnya gempa). Saat ini sudah waktunya berpikir bagaimana bisa aman dari gempa,” kata Amin Widodo kepada Jatimnet, Kamis 11 Oktober 2018.

BACA JUGA : GUNCANGAN GEMPA JUGA TERASA HINGGA DI BLITAR HINGGA DENPASAR

Amien mengatakan pemerintah juga seharusnya segera menerapkan sistem bangunan anti gempa. Pertama, kata Amien, terlebih dahulu bangunan rumah masyarakat dicek, apakah masih kuat atau perlu diperkuat lagi.

“Sebenarnya, yang bahaya itu bukan gempa. Tapi tanahnya yang jelek, kualitas bangunan jelek dan orangnya cuek. Padahal gempa itu tidak membunuh, yang membunuh itu reruntuhannya,” lanjut Amin.

BACA JUGA : GEMPA BUMI BERKUATAN 5,8 SR TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI GUNCANG MALANG

Pemetaan bangunan yang berisiko tinggi terhadap gempa serta aturan bangunan tahan gempa segera diberlakukan oleh pemerintah. Karena menurut Amin, jika dibiarkan akan menambah angka kematian akibat bangunan roboh yang disebabkan oleh gempa.

Perlu juga mendesain bangunan yang tahan gempa. Sebab gempa bumi itu memiliki dua sebab, sumber gempa akibat tumbukan lempeng (megathrust) dan sumber gempa akibat patahan aktif.

BACA JUGA : GEMPA GUNCANG WILAYAH PALU DAN DONGGALA

Gempa megathrust seperti yang terjadi di Aceh tahun 2004 yang disusul tsunami. Sedangkan akibat patahan aktif, seperti gempa di Yogyakarta 5,9 SR, gempa di Banjarnegara 4,4 SR (4 April 2018), gempa Lombok 6,4 SR (29 Juli 2018), dan gempa Palu (1905, 1907, 1909, 1927, 1937, 1968, dan 2012).