Logo

Stunting di Pusat Produksi Susu Pujon Masih Tinggi

Reporter:,Editor:

Jumat, 30 August 2019 02:11 UTC

<em>Stunting</em> di Pusat Produksi Susu Pujon Masih Tinggi

Ilustrasi: Gilas Audi.

JATIMNET.COM, Surabaya – Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Kusnadi mengaku terkejut terdapat seribu anak teridentifikasi stunting atau cebol di Pujon, Kabupaten Malang. Catatan anak terkena stunting di Pujon sangat kontras dengan wilayah yang dikenal sebagai produsen susu sapi perah.

“Saya terkejut dengan data itu, bukannya di sana (Pujon) ada pusat pabrik susu. Bahkan sampai Nestle juga ada di sana. Apakah pabrik susu tidak bisa menangani stunting?” ujar Kusnasi, Kamis 29 Agustus 2019.

Politisi PDI Perjuangan itu menilai, selama ini jumlah penderita stunting di Jatim belum terdata secara akurat. Padahal data riil keberadaan penderita gizi buruk ini sangat dibutuhkan agar penanganannya tepat sasaran.

BACA JUGA: Tangani Stunting Jatim, Emil Belajar ke Pandeglang dan Libatkan Ahli Gizi

Kusnadi mencontohkan di Kabupaten Malang misalnya, tidak terdeteksi jumlah penderita stunting. Menurut catatannya, penderita gizi buruk ini mencapai empat ribu anak. “Kenapa kemarin data tidak ada, apakah karena memang ditutup-tutupi,” ungkap Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur itu.

Anggota DPRD Jatim terpilih periode 2019-2024 itu berharap seluruh pihak terbuka dalam penyelesaian gizi buruk. “Harapan kami, sudahlah jangan mencari pencitraan. Yang kurang jangan disembunyikan. Mari memperbaiki bersama-sama,” sebutnya.

Data yang diperoleh dari Komisi E DPRD Jawa Timur (Bidang Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan) menyatakan tahun anggaran 2019 penanganan stunting dialokasikan Rp 12,2 milliar. Legislatif meminta Pemprov Jatim memaksimalkan anggaran tersebut, sehingga penderita stunting dapat ditekan.

BACA JUGA: Pneumonia Melanda, Anak-anak Jatim Tak Ceria

Ditemui usai sidang paripurna di Gedung DPRD Jawa Timur, Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengaku serius menekan stunting. Dalam waktu dekat pihaknya akan bertemu dengan perwakilan dari Amerika Serikat (AS) dan Bank Dunia untuk melakukan pemetaan.

Kedatangan Bank Dunia ke Jatim akan melakukan pendataan terkait stunting. Khofifah berharap dengan begitu data yang dihasilkan bisa lebih akurat.

“Besok Senin (2 September 2019) ada perwakilan dari AS. Sementara pada saat bersamaan Bank Dunia juga sudah melakukan pemetaan dengan intervensi lebih tajam, seperti apa stunting di Jatim,” kata Khofifah.