Logo

“Stephen Hawking” Jadi Motivasi Pemuda Difabel Ini Untuk Jadi Ilmuwan di Unej

Reporter:,Editor:

Selasa, 28 July 2020 05:40 UTC

“Stephen Hawking” Jadi Motivasi Pemuda Difabel Ini Untuk Jadi Ilmuwan di Unej

PANTANG MENYERAH: Muhammad Hijriyatul Ihcsan, difabel peserta UTBK bersama sang bunda (jilbab merah)

JATIMNET.COM, Jember – Fisikawan jenius Stephen Hawking yang terkenal dengan teori-teori alam semestanya, rupanya mampu menjadi energi tersendiri bagi seorang pemuda difabel di Jember, Jawa Timur.

Dia adalah Muhammad Hijriyatul Ihcsan, alumnus SMAN 1 Pakusari yang bersama rekan-rekan sebayanya ikut bersaing dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang digelar di kampus Universitas Jember (Unej).

“Kisah Stephen Hawking yang sering saya baca membuat tekad saya untuk menjadi ilmuwan kian mantab. Walaupun dia seorang disabilitas namun memiliki pemikiran yang sangat cemerlang,” ujar Ihcsan usai mengikuti UTBK di Unej pada Senin 27 Juli 2020 kemarin.

Seperti halnya Hawing, Ichsan juga harus menggunakan kursi roda untuk beraktivitas. Namun kondisi disabilitas daksa, Ichsan tidak sedikitpun mengurangi semangat untuk meraih masa depan yang lebih cemerlang.

BACA JUGA: Pemuda di Probolinggo Ini Sulap Paralon Jadi Kerajinan Lampu Cantik Bernilai Ekonomi

Mematok target Prodi Teknik Informatika di Unej sebagai pilihan pertama, Ichsan bertekad bisa menciptakan aplikasi atau alat yang memudahkan para difabel dalam beraktivitas.

“Saya sangat suka dunia komputer dan ingin sekali menguasai bahasa pemrograman. Karena saya pikir dengan kecerdasan buatan, penyandang difabel akan terbantu dan mudah-mudahan dapat mengurangi ketergantungan kami (difabel) pada orang lain” papar Ichsan yang datang dengan ditemani ibunya itu.

Berbekal semangat, Ichsan terus mengasah kemampuan untuk menghadapi UTBK. “Sudah sejak kelas XII saya sudah belajar dengan latihan soal. Untung teman-teman saya baik-baik dan dengan suka rela membantu semua kesulitan yang saya hadapi di sekolah termasuk dalam hal belajar,” jelas Ihcsan.

Sang ibu, Museifah, yang ikut mengantar anak semata wayangnya itu mengaku bangga dengan semangat Ichsan. Sebagai orang tua tunggal Museifah selalu menemani dan memotivasi Ichsan untuk melalui setiap tahapan mengejar cita-cita.

BACA JUGA: Di Balik Bengkel Gebyok Mempunyai Nilai Seni Jadi Pundi Rupiah Ratusan Juta

“Saya selalu beri semangat agar selalu pantang menyerah untuk mencapai impian. Saya juga tekankan agar jangan pernah merasa malu dengan kondisi tubuhnya dan jangan sampai kalah pada yang lain,” tutur perempuan berjilbab ini.

Keadaan sebagai orang tua tunggal membuat Museifah harus pintar membagi waktu bersama Ihcsan dan waktu untuk mencari nafkah. Museifah yang saat ini berprofesi sebagai tukang jahit bertekad ingin mengantarkan Ihcsan menjadi orang yang sukses.

“Pagi dia saya antar ke sekolah dan saya titipkan ke teman-temannya kemudian saya melanjutkan aktifitas bekerja untuk biaya pendidikan Ihcsan. Mudah-mudahan dia bisa masuk di Universitas Jember supaya apa yang dia cita-citakan bisa tercapai,” pungkas Museifah.