Logo

Songsong Pemilu 2024, Ketua Mappilu Jatim Ajak Insan Pers Perangi Hoaks

Reporter:,Editor:

Jumat, 16 December 2022 01:00 UTC

Songsong Pemilu 2024, Ketua Mappilu Jatim Ajak Insan Pers Perangi Hoaks

Ketua Mappilu PWI Jawa Timur, Machmud Suhermono Saat Memberikan Paparannya Soal Hoax. Foto : Zulkiflie.

JATIMNET.COM, Probolinggo - Ketua Masyarakat Pers Pemantau Pemilu (Mappilu) PWI Jawa Timur, Machmud Suhermono memberikan perhatiannya terhadap gelaran Pemilihan Umum (Pemilu), Tahun 2024 mendatang. 

Salah satunya, menyangkut masalah potensi kerawanan Pemilu 2024, yang berkaitan dengan media massa. Machmud mengatakan, di era generasi Z saat ini, masyarakat secara umum sudah akrab dengan tekhnologi digital, internet dan ponsel. 

Lewat perkembangan tekhnologi itu, masyarakat semakin mudah mengakses dan mendapatkan informasi soal Pemilu. Kaitannya dengan media massa, Machmud menyebut, saat ini kondisinya cukup memprihatinkan.

Itu karena, media massa di era generazi Z sudah terbagi menjadi dua, yakni media main stream dan media sosial. Menurut Machmud, media main stream di era saat ini harus menjadi klarifikator, agar masyarakat tidak tersesat dengan derasnya informasi yang beredar. 

Baca Juga: 17 Parpol Kantongi Nomor Urut Sebagai Peserta Pemilu 2024

"Untuk potensi kerawanan Pemilu, erat kaitannya dengan perang media dan informasi, serta maraknya informasi hoaks di masyarakat," kata Machmud, saat menjadi narasumber di acara media gathering yang digelar KPU Kota Probolinggo, bersama Insan Pers Probolinggo, Kamis 15 Desember 2022 malam.

Machmud menyampaikan, media sosial yang bukan produk jurnalistik, rentan menjadi sumber kegaduhan dan penyebaran informasi hoax di dunia maya. Di situlah, jelas Machmud, peranan media main stream, diharapkan bisa hadir mengedukasi masyarakat.

"Pendidikan politik oleh media, harus dilakukan untuk mendewasakan masyarakat, agar menjadi pemilih yang rasional saat gelaran Pemilu," tutur Machmud.

Menurut Machmud, merujuk data Litbang Mafindo berkaitan peredaran informasi Hoax selama tahun 2021 mencapai 1888 kasus. Di mana sebanyak 49,4 persen, terjadi di platform media sosial Facebook. Selanjutnya, di platform Whatsapp sebanyak 15,9 persen, diikuti Twitter 12,3 persen dan seterusnya.

Baca Juga: Uji Publik Penataan Dapil Pemilu 2024 di Kota Probolinggo, Muncul Lima Opsi Dapil 

Dengan data tersebut, Machmud berharap peranan media mainstream baik cetak, media online, radio dan televisi bisa menjadi pemersatu bangsa atau mencegah polarisasi di masyarakat saat gelaran Pemilu.

"Pers atau media mainstream, berperan penting dalam melawan dominasi media sosial yang banyak dibanjiri hoaks atau kabar bohong,"pesannya.

Sementara Komisioner KPU Kota Probolinggo, Radfan Faisal mengatakan, pihaknya menggelar media gathetring dengan tema "Membangun Jurnalisme Positif Dalam Pemberitaan Pemilu Tahun 2024", agar insan pers turut menciptakan situasi yang kondusif dan menjadi kontrol sosial masyarkat saat gelaran Pemilu. 

Radfan menyampaikan, kalau media mainstream saat ini masih menjadi rujukan masyarakat, dalam mendapatkan informasi yang valid dan terverifikasi. Oleh karenanya, insan pers yang menjadi sumber produk jurnalistik, bisa menyajikan berita yang akurat dan tidak dilebih-lebihkan.

"Sampai kini, insan pers masih menjadi sosok yang berpengaruh di masyarakat. Sehingga harapannya, tetap bisa kritis menghadapi adanya upaya-upaya provokasi saat gelaran Pemilu, intimidasi, termasuk pula soal pelanggaran Pemilu," katanya.