Rabu, 16 January 2019 04:59 UTC
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Perindustrian formasi tahun 2018 sedang mengikuti pengarahan di Kementerian Perindustrian, Jakarta, 15 Januari 2018. Foto: Biro Humas Kementerian Perindustrian
JATIMNET.COM, Jakarta - Kementerian Perindustrian menyambut kehadiran 375 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) hasil rekrutmen tahun 2018. Jumlah tersebut terdiri dari 184 pria dan 191 wanita, meningkat dari rekrutmen tahun 2017 yang menerima 280 CPNS.
“Dengan mulai aktifnya CPNS baru ini diharapkan dapat mendorong Kemenperin untuk menyongsong penerapan teknologi digital di sektor industri karena mereka sangat melek teknologi,” kata Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar dalam kegiatan Pengarahan dan Orientasi Penguatan Kompetensi Bidang CPNS hasil rekrutmen 2018 dalam siaran pers yang diterima Jatimnet.com, Rabu 16 Januari 2019.
Menurut Haris, para CPNS ini merupakan generasi milenial dan Z yang diyakini memiliki keunggulan dalam kompetensi tertentu karena perkembangan zaman. “Tetapi kita harus tetap menghargai, menghormati dan bisa belajar dari pengalaman para senior," ujarnya.
Haris menambahkan, dari 375 CPNS yang diterima di Kemenperin, sebagian besar adalah tenaga pendidik. Formasi tersebut memang diutamakan untuk mendorong program kerja prioritas Kemenperin di tahun 2019, salah satunya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Industri.
BACA JUGA: Kemenperin Anggarkan Rp 1,78 Triliun untuk Pendidikan Vokasi Industri
“Program tersebut merupakan langkah strategis untuk mendukung produktivitas dan daya saing sektor industri dan meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian,” tuturnya.
Para tenaga pengajar baru tersebut akan mengisi kebutuhan di sejumlah unit pendidikan yang dimiliki oleh Kemenperin, seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Politeknik. "Sebanyak 212 formasi pengajar akan ditempatkan sebagai dosen, guru, instruktur dan pranata laboratorium pendidikan bagi SMK dan Politeknik di lingkungan Kemenperin," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan, untuk menyongsong era industri digital, Indonesia membutuhkan 17 juta tenaga kerja yang melek teknologi pada tahun 2030. Hal tersebut, sejalan dengan perkembangan revolusi industri 4.0 yang kian merata.
BACA JUGA: Tahun Politik Picu Kenaikan Kebutuhan Gula Kristal Rafinasi
“Tentunya, itu dapat terwujud dengan adanya bonus demografi yang dinikmati Indonesia hingga tahun 2030,” kata Menperin. Momentum ini yang harus dimanfaatkan dengan baik agar dapat mengantarkan Indonesia masuk pada jajaran 10 kekuatan ekonomi di dunia.
Studi McKinsey menyebutkan, Indonesia bisa meraih posisi tersebut dengan syarat kontribusi ekspor neto 10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), produktivitas naik dua kali lipat, dan anggaran riset sebesar dua persen dari PDB.
“Ini merupakan tugas pemerintah untuk mendorong gernerasi muda, terutama generasi milenial supaya mengambil peranan penting dalam perekonomian di 2030,” ujar Airlangga.
