Senin, 11 March 2019 09:12 UTC
Lockheed Martin F-35. Foto: Wikipedia
JATIMNET.COM, Surabaya – Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen mengumumkan rencana pembelian 12 unit pesawat tempur jenis F-35 awal Maret lalu. Pengamat Cina menyebut Cina tak perlu khawatir dan mengaitkannya dengan peningkatan kepentingan Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik.
Menurut mereka, Singapura telah 30 tahun mengimpor jet tempur canggih buatan AS dan rencana pembelian F-35 itu hanya merupakan program lanjutan strategi pertahanan nasional negara kecil yang memiliki peralatan militer canggih itu.
"Saya pikir hal itu (impor F-35) tidak ditujukan kepada China," kata Direktur Eksekutif "China Center for Collaborative Studies of the South China Sea" Nanjing University, Zhu Feng, dikutip media resmi setempat, Senin 11 Maret 2019.
Pernyataan tersebut menanggapi pemberitaan media AS bahwa seharusnya Beijing melihat rencana pembelian F-35 menjadi bukti menguatnya kehadiran AS di kawasan Asia-Pasifik mengikuti peningkatan ambisi regional Cina.
BACA JUGA: Singapura Ciptakan Hutan dan Air Terjun Indoor Terbesar
Analisis media AS tersebut konyol, demikian pendapat sejumlah pengamat di Cina.
Kalau rencana pengadaan jet tempur baru oleh Singapura itu ditujukan kepada Cina, kenapa di dalam daftar pembelian terdapat opsi J-20 (buatan Cina)? tanya seorang pengamat militer Cina yang tidak ditulis namanya oleh Global Times.
Tidak masuk akal mengaitkan pembelian jet tempur itu dengan "pesan terhadap Cina" karena jet-jet tempur di empat negara yang merupakan sekutu utama AS di wilayah Asia-Pasifik itu sejak semula memang diimpor dari AS, tambah pengamat tersebut.
Menurut dia, pesawat-pesawat tempur tua milik Jepang, Korea Selatan, dan Australia sudah lewat masanya sehingga mereka membutuhkan pembaruan.
BACA JUGA: Larangan Cina Setelah ET302 Ethiopian Airlines Jatuh
Rencana Singapura pun wajar dalam upaya memperbarui alutsistanya.
Meskipun demikian, para pakar Cina juga mengingatkan bahwa penyebaran satuan F-35 di negara-negara sekutu AS memberikan keuntungan tersendiri bagi negara adidaya itu dalam menjalankan operasi di kawasan Asia-Pasifik.
Hal itu sekaligus memberikan tantangan terhadap pertahanan udara Cina di Laut Cina Selatan, yang sampai saat ini menjadi sengketa antara Cina dan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara.
Terkait dengan jaringan informasi militer AS, para pakar mencatat bahwa meskipun sekutu-sekutu utama AS tidak terlibat dalam peperangan, mereka tetap bisa berbagi berbagai informasi dengan AS.
BACA JUGA: Ini Aturan Membawa Baterai di Penerbangan Amerika
Pada awal Maret, Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen mengumumkan rencana pembelian 12 unit pesawat tempur jenis F-35.
Pesawat kursi tunggal dan bermesin tunggal buatan Lockheed Mertin itu dirancang tahan segala cuaca. Pesawat tempur generasi kelima tersebut mampu menjalankan misi serangan darat dan superior di udara.
Pesawat tempur jenis J-20 buatan Cina, yang masuk dalam daftar juga berkursi tunggal, namun bermesin ganda.
Pesawat tempur generasi kelima yang dikembangkan di Chengdu untuk mendukung Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Cina itu juga dirancang tahan dalam segala cuaca. (Ant)
