Logo

Larangan Cina Setelah ET302 Ethiopian Airlines Jatuh

Reporter:

Senin, 11 March 2019 06:31 UTC

Larangan Cina Setelah ET302 Ethiopian Airlines Jatuh

Ethiopian Airlines. Foto: Wikipedia

JATIMNET.COM, Surabaya – Otoritas penerbangan Cina mengeluarkan larangan untuk menerbangkan pesawat Boeing 737 MAX8 pada maskapai lokal.

Sementara Ethiopian Airlines sendiri tidak mengeluarkan larangan penerbangan pesawat yang sama hingga penyelidikan tuntas dilakukan.

Dilansir dari BBC world Senin 11 Maret 2019 pemerintah Cina telah melarang maskapai lokal untuk menerbangkan pesawat serupa. Lebih dari 90 pesawat 737 MAX8 digunakan termasuk oleh Air China, China Eastern Airlines dan China Southern Airlines.

Hal serupa juga dilakukan oleh Cayman Airways. Dalam sebuah pernyataan, Cayman juga menghentikan penerbangan dua pesawat 737 MAX8 hingga pemberitahuan berikutnya.

BACA JUGA: WNI Korban Pesawat Ethiopian Airlines Bekerja untuk PBB

Sejumlah maskapai di Amerika Utara yang mengoperasikan pesawat sama juga mengatakan sedang memantau penyelidikan. Southwest Airlines menerbangan 31 pesawat sedangkan Amerika Airlines dan Air Canada masing-masing memiliki 24 pesawat.

Ethiopian Airlines sendiri mengatakan akan tetap menerbangkan 737 MAX8 selama penyebab kecelakaan belum diketemukan.

Pesawat yang jatuh adalah satu di antara 30 pesawat yang telah dipesan oleh Ethiopian Airlines sebagai bagian dari strategi ekspansi mereka.

Pesawat itu telah melalui "pemeriksaan pertama yang ketat" pada 4 Februari, cuit maskapai.

BACA JUGA: Satu Warga Indonesia Jadi Korban Jatuhnya Pesawat Ethiopian Airlines

Berikutnya investigasi akan dipimpin oleh otoritas Ethiopian yang akan berkoordinasi dengan tim ahli dari Boeing dan Dewan Keamanan Transportasi AS.

Prioritas utama penyelidikan adalah untuk menemukan dua perekam kokpit, satu berisi data dan satu berisi rekaman suara pilot.

Pesawat 737 MAX8 telah digunakan sebagai pesawat komersial pada tahun 2017.

Dalam tanggapannya atas kecelakaan tersebut, Boeing menyatakan kesedihan yang mendalam atas kecelakaan dan mengriim tim untuk memberikan bantuan teknis.

BACA JUGA: Pesawat Ethiopian Airlines Jatuh di Kota Bishoftu

Dalam ulasannya BBC world membandingkan kecelakaan Ethiopian Airlines dengan Lion Air pada Oktober 2018 lalu di mana keduanya melibatkan pesawat Boeing 737 MAX8.  

Pada jatuhnya Lion Air, diketahui dari penyelidikan awal, pilot telah berjuang berkali-kali mengoreksi sistem otomatis anti stall yang berulang kali memaksa hidung pesawat untuk turun. Sistem anti stall adalah fitur baru dalam Boeing 737 MAX.

Kecelakaan itu menewaskan 189 penumpang.

Pesawat itu juga pesawat baru dan kecelakaan terjadi sesaat setelah takeoff.
"Ini sangat mencurigakan," kata Mary Schiavo, mantan inspektur jenderal dari Depatemen Tranportasi AS kepada CNN.

BACA JUGA: Keluarga Korban Lion Air Gugat Boeing

"Di sini kami punya pesawat baru yang telah jatuh dua kali setahun. Itu menjadi alarm dalam industri penerbangan, karena itu tidak terjadi begitu saja," katanya.

Setelah kecelakaan Oktober, Boeing mengirim catatan darurat kepada maskapai untuk memperingatkan mereka tentang masalah dengan sistem anti stall nya.

Boeing diharapkan merilis aplikasi atas sistem itu untuk mengatasi masalah ini, kata Reuters.

Pesawat ET302 Ethiopian Arlines jatuh pada pukul 08:44 waktu setempat, sekitar enam menit setelah pesawat terbang dari Bandara Addis Ababa.

BACA JUGA: Pencarian Korban Lion Air Resmi Dihentikan

Pesawat dengan tujuan Nairobi itu jatuh di sekitar kota Bishoftu, sekitar 60 km dari tenggara ibukota dan menewaskan 157 penumpang.