Logo

Sikap PWNU Jatim Terkait Salam Lintas Agama

Reporter:,Editor:

Selasa, 12 November 2019 11:54 UTC

Sikap PWNU Jatim Terkait Salam Lintas Agama

KAJI. Khatib Syuriah PWNU Jatim KH Syafrudin Syarif (dua dari kiri) saat memberikan keterangan pers, Selasa 12 November 2019. Foto: Baehaqi Almutoif.

JATIMNET.COM, Surabaya – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ikut menyuarakan sikap terkait imbauan pejabat muslim tidak menggunakan salam lintas agama.

PWNU Jawa Timur memutuskan tidak melarang dan tidak menyuruh bagi pejabat muslim saat mengucapkan salam lintas agama. Namun lebih dianjurkan mengucapkan salam dengan kalimat Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, atau diikuti dengan ucapan salam nasional, seperti selamat pagi dan salam sejahtera.

“Hanya kalau tidak ada hal yang diperlukan sebaiknya tidak usah salam lintas agama. Tapi kalau ada maslahat (demi persatuan), silahkan,” ujar Khatib Syuriah PWNU Jatim KH Syafrudin Syarif, Selasa 12 November 2019.

Pendapat ini mempunyai referensi yang cukup panjang dan banyak sekali, di antaranya dari kitab Bariqotun Mahmudiyah. Dalam kitab tersebut disebutkan untuk kemaslahatan boleh salam kepada orang kafir jika dibutuhkan.

BACA JUGA: Larang Salam Semua Agama

Pun demikian dengan kitab Asbah Wanadhoir, dibolehkan seorang muslim memakai tanda-tanda atau salam orang kafir kalau ada kemaslahatan kepada orang muslim.

Kemaslahatan yang dimaksud, lanjut Syafrudin, dalam kondisi serta situasi tertentu demi menjaga persatuan bangsa. “Dan menghindari perpecahan, pejabat muslim juga diperbolehkan menambahkan salam lintas agama," tegasnya.

Sementara itu, Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar menambahkan, salam Assalamualaikum sudah biasa dilakukan Nabi Muhammad sejak dulu. Baik ketika bertemu orang muslim maupun dalam majelis yang berisi orang non muslim juga.

“Ketika nabi lewat ketemu majelis orang kumpul di situ, ada orang jauh di dalamnya, ada orang munafiknya, ada orang muslimnya, ada orang musyriknya, nabi juga mengucapkan assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh," kata Marzuki.

BACA JUGA: Risma Beda Pendapat dengan MUI Soal Ucapkan Salam Lintas Agama

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur mengimbau umat Islam dan pejabat publik menghindari pengucapan salam semua agama dalam sambutan di acara resmi.

Imbauan yang dikeluarkan MUI Jatim terkait fenomena pengucapan salam lintas agama dalam sambutan di acara resmi. Imbauan itu termuat dalam surat edaran yang ditandatangani Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori dan Sekretaris Umum Ainul Yaqin tertanggal 8 November 2019.

“Mengingat bahwa ucapan salam mempunyai keterkaitan dengan ajaran yang bersifat ibadah,” tulis penggalan pembuka surat yang diterima Jatimnet.com, Minggu 10 November 2019.