Logo

Seratusan Korban Hilang dan Tewas Akibat Banjir di India dan Cina

Korban juga jatuh di Nepal dan Bangladesh.
Reporter:

Selasa, 16 July 2019 04:58 UTC

Seratusan Korban Hilang dan Tewas Akibat Banjir di India dan Cina

Ilustrasi oleh Gilas Audi

JATIMNET.COM, Surabaya – Hujan dua hari pada 13 dan 14 Juli 2019 di Cina menyebabkan banjir di beberapa wilayah dan menelan korban hilang maupun meninggal sebanyak 17 orang.

Sementara, sekitar 130 korban tewas akibat hujan musiman di India, Bangladesh dan Nepal.

Sebanyak 17 orang yang tewas atau hilang di Cina, berada di Provinsi Hunan. Lebih dari 470.000 jiwa warga di wilayah tengah Cina tersebut telah dievakuasi, dan 179.000 jiwa sangat membutuhkan bantuan.

Empat unit stasiun pengukur ketinggian air di sepanjang aliran Sungai Yangtze di Kota Xianning, Provinsi Hubei, melaporkan bahwa ketinggian air sungai telah melampaui level yang dapat mengaktifkan alat antibanjir.

BACA JUGA: Korban Banjir di Konawe Utara Mulai Keluhkan Kesehatan

Di Provinsi Anhui, hujan deras yang menyebabkan banjir telah berdampak terhadap lebih dari 51.000 jiwa warga dan merusak lebih dari 2.700 hektare areal tanaman.

Banjir di provinsi di wilayah timur Cina itu menyebabkan 926 orang mengungsi dan kerugian materi lebih dari 59,6 juta RMB, atau sekitar Rp 120 miliar.

Pada Sabtu 13 Juli 2019, sebanyak 330.000 orang yang tersebar di 18 kabupaten di Provinsi Jiangxi terdampak banjir, sebanyak 10.500 orang dievakuasi.

Air Danau Poyang yang merupakan danau terbesar di hilir Sungai Yangtze meluap hingga melampaui level waspada sebagaimana laporan Dinas Pengairan Provinsi Jiangxi.

BACA JUGA: Wisatawan Kelas Atas Cina Pilih Indonesia Dibanding Eropa

Ketinggian air danau tersebut telah mencapai 20,08 meter pada Sabtu 13 Juli 2019 pukul 08.00 waktu setempat (07.00 WIB).

Ketinggian itu berarti 1,08 meter di atas ambang batas kewaspadaan, demikian data Stasiun Pengukuran Ketinggian Air Xingzi.

Di Daerah Otonomi Guangxi, badai hujan berdampak terhadap lebih dari 360.000 orang dan merusakkan lebih dari 35.000 hektare areal tanaman.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Guizhou sejak Juni 2019 mengalokasikan dana sebesar 16,5 juta RMB, atau sekitar Rp 33,4 miliar ke 16 kabupaten yang dilanda bencana banjir.

BACA JUGA: Begini Derita Korban TPPO di Cina dengan Modus Pengantin Pesanan

Pusat Meteorologi Nasional Cina (NMC) telah meningkatkan status kewaspadaan hujan badai yang dapat menyebabkan banjir, sejak Minggu 14 Juli 2019.

Lembaga tersebut juga memprediksi terjadinya hujan deras di beberapa provinsi, di antaranya Zhejiang, Fujian, Jiangxi, Hunan, Guangdong, Yunnan, Sichuan, Guangxi, dan Tibet, demikian media resmi setempat, Senin 16 Juli 2019.

NMC menyebutkan beberapa wilayah tersebut bakal diguyur hujan lebat dengan intensitas 120 milimeter.

Sementara di India, hujan musiman menyebabkan lebih dari tiga juta penduduk kehilangan tempat tinggal di India Utara dan Timur Laut, dikutip dari Bbc.com, Selasa 16 Juli 2019.

BACA JUGA: Pesulap India Tewas Tenggelam Ketika Memainkan "Sihir" Harry Houdini

Badai dan banjir menyapu areal di Nepal, Bangladesh dan India menewaskan sedikitnya 130 orang.

Hujan menyebabkan banjir dan menewaskan puluhan orang di Nepal, serta area pengungsian Rohingya di Bangladesh.

Di India, Sungai Brahmaputera meluap dan merendam 1.800 desa. Lebih dari dua juta penduduk kota Bijat dan 1,7 juta penduduk Assam meninggalkan rumah mereka.

Hujan musiman terjadi sejak akhir Juni hingga September di sepanjang wilaya Asia Selatan setiap tahunnya.

BACA JUGA: India dan Cina Kurangi Suplai Batu Bara Indonesia

Lebih dari 1.200 orang meninggal akibat badai dan banjir serta longsor tahun lalu, di mana negara bagian Kerala di India, menghadapi banjir terburuk sejak seabad terakhir. (ant/pit)